Warga Ancam Blokade Peresmian Tol

Warga Ancam Blokade Peresmian Tol

MAJALENGKA - Masyarakat di Kecamatan Sumberjaya dan Jatiwangi terus menuntut kejelasan pihak pelaksana jalan tol Cikampek-Palimanan (Cikapali). Cara itu dilakukan petani dengan tetap bertahan di lintasan tol, Senin (1/6). Bahkan mereka berencana tetap akan turun ke jalan saat peresmian yang direncanakan dilaksanakan dalam waktu dekat. “Bila presiden Joko Widodo lewat ke jalan tol ini saat peresmian nanti, kami akan tetap berunjuk rasa sebelum tuntutan warga direalisasi. Biar presiden tau kalau pembangunan jalur tol ini masih bermasalah, terutama merugikan masyarakat umum dan juga para petani,” tegas koordinator aksi, Darto JE. Menurut dia, warga di Blok Rabu Desa Bongas Kulon Kecamatan Sumberjaya merupakan masyarakat terzalimi karena selama ini akses jalan serta saluran irigasi sawah tertutup. Aksi blokade tol semata-mata bentuk aduan. Pasalnya, sejak bulan Februari lalu tuntutan masyarakat di wilayah tersebut tidak kunjung direalisasi. PT Lintas Marga Sedaya (LMS) selaku pelaksana pembangunan tol dinilai tidak melakukan upaya untuk merealisasikan itu. “Buktinya sampai sekarang saluran air baik sungai maupun irigasi pertanian tidak bisa mengalir karena terhambat akibat pembangunan ini. Kami sering turun ke jalan untuk mengingatkan ke pengusaha. Rakyat merelakan tanah untuk dijadikan pembangunan tol tapi kami juga meminta perhatian,” tegasnya. Menurutnya, masyarakat bukan menghalangi pembangunan tetapi minta hak-haknya diperhatikan oleh negara. Soal rekrutmen tenaga kerja misalnya, harusnya 70 persen itu dari tenaga lokal dan 30 persen dari luar. Namun faktanya warga Sumberjaya hanya menjadi penonton dalam pembangunan mega proyek itu. Sementara itu, camat Sumberjaya Drs Toto Prihatno SSos MP mengajak masyarakat di wilayahnya tetap tenang sambil menunggu realisasi tuntutan yang selama ini diharapkan. Pihak pelaksana tol diminta untuk tidak tinggal diam dan secepatnya menindaklanjuti permintaan warga. Perwakilan pihak pelaksana jalan tol Cikapali, Endang meminta kepada masyarakat agar sama-sama bergerak memantau perbaikan sarana irigasi bagi pertanian serta pembangunan infrastruktur umum. Pihaknya sebagai konsultan mengaku hanya bertanggung jawab memasilitasi keinginan masyarakat. Dalam aksi blokade tol dibawah flyover tepatnya pintu keluar masuk tol (interchange) tersebut sudah terjadi sejak Sabtu (30/5). Sarana umum tol seperti penerangan jalan umum (PJU) menjadi bulan-bulanan para pengunjuk rasa. Mereka memagari jalan menggunakan tiang PJU. Jalan tol juga ditutup menggunakan batu. Aksi serupa juga terjadi di wilayah Jatiwangi. Disana mereka menuntut ganti rugi lahan segera dibayar. Aparat kepolisian Resort Majalengka beserta Kodim 0617 Majalengka terjun langsung mengamankan aksi unjuk rasa masyarakat di dua kecamatan itu. Kapolres dan Dandim juga terpantau mengamankan situasi. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: