SMAN 2 Gandeng Sekolah Singapura

SMAN 2 Gandeng Sekolah Singapura

\"\"KEJAKSAN - Keseriusan SMAN 2 Kota Cirebon mencetak generasi melek teknologi dan berstandar internasional dibuktikan. Kepala SMAN 2 Suroso SPd MPd menyebut, kerja sama dilakukan dengan Informatics Computer School Singapore. “Ini sebagai bentuk tanggung jawab karena kami adalah rintisan sekolah  berstandar internasional, yang memiliki sinergitas dengan sekolah luar negeri,” ujarnya, Kamis (15/12). Ia menjelaskan, kurikulum mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi yang diajarkan di SMAN 2, merupakan gabungan antara kurikulum lokal dan kurikulum internasional. Sehingga murid-murid  memiliki pengetahuan tentang teknologi komputer yang global. “Gurunya pun dari Singapura. Setiap satu bulan sekali, ada guru yang  datang untuk mengajar di sini. Dan proses pembelajarannya pun bilingual,” terangnya. Untuk siswa kelas 3, kata dia, diadakan tes komputer berstandar internasional. Untuk tesnya sendiri sudah dilaksanakan sejak Rabu (14/12) hingga kemarin. “Tesnya bermacam-macam. Ada tes tulis dan tes presentasi. Di mana siswa membuat suatu project dan mempresentasikannya di depan guru dengan menggunakan bahasa  Inggris,” jelasnya. Dia menyampaikan, dari tes tersebut, siswa nantinya akan mendapatkan sertifikat kemampuan komputer berstandar internasional dari Singapura. Kerja sama ini sudah terjalin selama tiga tahun. “Tapi dulu pelajar baru mendapat sertifikat dari perwakilan Informatics Computer School Singapura yang ada di Jakarta. Sedangkan sekarang, siswa mendapat sertifikat berstandar internasional dari Singapura,” tuturnya. Sementara, Akademik Manajer Informatics Computer School perwakilan Indonesia, Ade Nugraha menjelaskan, hasil project SMAN 2 Cirebon di luar ekspektasi. Ia menilai, siswa menunjukkan hasil yang luar biasa. “Baik itu kemampuan dalam menguasai adobe flash sebagai teknologi yang digunakan, rasa percaya  diri dan mempresentasikan hasil project dengan  bahasa Inggris,” paparnya. Pada tes presentasi kemarin, kata dia, siswa harus mempresentasikan hasil project yang mereka buat. Project itu sendiri bisa berupa game, kuis atau presentasi, tentang suatu topik dan menggunakan aplikasi adobe flash. Pada tes tersebut, originalitas, kreativitas, teknis menggunakan aplikasi dan cara mempresentasikan dengan bahasa Inggris menjadi poin penilaian yang penting. “Adobe flash adalah materi satu semester ini dan at the end (di akhir, red) harus bikin sesuatu. Tiap grup diberi kebebasan untuk memilih topik dan sejauh ini benar-benar di luar ekspektasi,” ungkapnya. Terpisah, ditemui usai presentasi, siswa SMAN 2, Taufiq Akmar Rosyadi mengaku, proses  pembuatan project-nya membutuhkan waktu satu bulan. Dan topik yang diangkat adalah seputar Seagames. “Kalau dari nggak ada terus jadi ada, memang butuh satu bulan. Tapi hasilnya alhamdulillah tidak jelek. Memang kurang maksimal karena ada kesalahan, tapi kami sudah berusaha maksimal,” tutupnya. (kmg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: