Ciplukan sebagai Anti Kanker Lidah

Ciplukan sebagai Anti Kanker Lidah

MEROKOK adalah kebiasaan yang sulit dihilangkan dan mendarah daging. Kebiasaan merokok ini dianggap sebagai kegiatan rutin dan wajib dila­kukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Bahaya dari merokok sudah tidak hanya menyebabkan gang­guan pernafasan, namun dapat menyebabkan kanker pada lidah, bahkan kematian. Ting­ginya jumlah orang yang merokok di Indonesia menye­bab­kan tinggi pula pre­va­len­si terjadinya kanker lidah. Penderita kanker lidah di Indonesia meningkat setiap tahunnya, dan ironisnya hanya lima provinsi di Indonesia yang bebas dari kanker lidah yaitu Jambi, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua. Kanker lidah terjadi akibat paparan langsung yang terus-menerus dari asap rokok. Dalam asap rokok terkandung golongan polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH) yang merupakan zat karsinogen pemicu terjadinya kanker. Pada awal terbentuknya kanker ini tidak memberikan gejala apa pun (asimptomatik), namun semakin bertambah parahnya kondisi kanker akan memberikan gejala seperti terasa sakit pada dua pertiga lidah bagian depan. Pengobatan untuk kanker lidah seperti terapi radiasi, pembedahan dan kemoterapi masih mengalami banyak kendala seperti biaya yang tidak murah dan akses untuk mendapat perawatannya masih sulit dicapai terutama bagi masyarakat yang jauh dari rumah sakit besar. Hal ini lantas membuat sekelompok mahasiswa dari UGM yaitu Naida Dwi Noviyanti, Diyah Apliani, Eriska Firma Nawangsih, Fitria Nuraini dan Ulfah Hermin Safitri meneliti mengenai khasiat herba ciplukan sebagai obat kanker lidah. Ciplukan (Physalis angulata) sebagaimana telah diketahui merupakan sebuah tanaman semak biasa ditemukan di persawahan. Tanaman ini sangat melimpah jumlahnya di berbagai daerah di Indonesia. Ciplukan sendiri merupakan herba yang seringkali hanya dianggap tanaman pengganggu oleh masyarakat Indonesia, biasanya ciplukan dapat dijumpai pada lahan yang ditanami tanaman kacang. Namun, di balik dari anggapan masyarakat ciplukan sebagai tanaman liar ternyata tanaman ciplukan ini mengandung zat anti kanker yaitu fisalin yang bermanfaat dalam pengobatan kanker lidah. Fisalin dari tanaman ciplukan sebelumnya sudah pernah diteliti oleh peneliti lain dan sudah terbukti mampu menghambat dan membunuh berbagai sel kanker payudara dan sel kanker hepar. Kemudian Naida dkk melakukan penelitian mengenai efek ekstrak etanolik ciplukan dalam menginduksi apoptosis (kematian sel yang terprogram) sel kanker lidah tikus galur sprague dawley. Penelitian yang Naida dkk lakukan diawali dengan menumbuhkan kanker pada lidah tikus dengan cara menginjeksi bagian samping (lateral) lidah tikus dengan karsinogen golongan PAH yaitu 7,12-Dimetilbenz[a]antrasena (DMBA). Kemudian tikus dibiarkan selama 5 minggu untuk terjadinya proses prekanker. Setelah itu, pada minggu ke-6 tikus-tikus tersebut diberi ekstrak etanolik ciplukan dosis 750 mg/kgBB atau 1500 mg/kgBB setiap hari selama satu minggu pada 2 kelompok berbeda. Kemudian pada akhir minggu ke-7 semua tikus dikorbankan dan jaringan lidahnya diambil untuk dilakukan pembuatan preparat histopatologis lalu diwarnai dengan pewarna TUNEL untuk melihat peningkatan apoptosis sel. Saat dilakukan pengamatan preparat dibawah mikroskop khusus, sel yang mengalami apoptosis akan memberikan gambaran berwarna hijau sedangkan sel yang normal berwarna merah. Selanjutnya gambaran berwarna hijau tersebut dihitung untuk dilakukan analisis data dengan statistik. Pada kelompok yang diberikan ekstrak etanolik ciplukan menunjukan jumlah gambaran berwarna hijau lebih banyak. “Warna hijau tersebut menunjukan terjadinya proses kematian (apoptosis) sel-sel kanker lidah setelah pemberian ekstrak etanolik ciplukan”, tutur Naida. Lebih jauh lagi Naida menjelaskan bahwa pemberian ekstrak dengan dosis 1500 mg/kg BB menunjukan gambaran warna hijau paling banyak. Hal ini menandakan bahwa semakin tinggi dosis ekstrak yang diberikan maka semakin efektif dalam meningkatkan apoptosis sel kanker lidah tersebut. Peningkatan apoptosis yang terjadi dikarenakan penurunan ekspresi protein Bcl-2 (protein anti apoptosis) yang berguna untuk menginduksi pelepasan cytochrome c dari mitokondria ke sitosol. Cytochrome c aka berikatan dengan Apaf-1 (apoptosis activating factor-1) dan mengaktifkan caspase-9 dan setelahnya terjadi aktivasi Caspase 3 yang akan berikatan dengan sitoskeleton dan nuclear matric proteins kemudian menyebabkan gangguan pada sitoskleleton, pecahnya nukleus, dan akhirnya mengakibatkan terjadinya apoptosis pada sel kanker. (*) *Penulis adalah Mahasiswa Pendidikan Dokter Gigi Universitas Gadjah Mada

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: