Lacak Kecepatan dan Kondisi Gran Max
Gunakan Analisis IT, Selidiki Sebab Kecelakaan di Tol Cipali MAJALENGKA- Proses penyelidikan guna memastikan penyebab kecelakaan maut di KM 178,800 Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, terus dilakukan pihak kepolisian. Korlantas Mabes Polri terjun langsung untuk olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan tim ahli dilengkapi dengan sarana mesin bus traffic accident analysis (TAA), Selasa (7/7). Dalam kegiatan tersebut, Korlantas menyelidiki penyebab kecelakaan dengan mendokumentasikan bekas-bekas kecelakaan dan diberikan tanda pada setiap titik. Polisi juga menyelidiki lewat pesawat kecil yang dilengkapi kamera (drone phantom) untuk melihat bekas kecelakaan dari udara. Kabid Pembinaan dan Penegakkan Hukum Korlantas Mabes Polri Kombes Pol Drs Indrajit SH menyebutkan proses olah TKP dengan menggunakan 2 sistem. Pertama mendokumentasikan bekas-bekas kecelakaan, kemudian diberikan tanda di setiap titik untuk diinput ke komputer. Data di komputer itu nanti diolah untuk mendapatkan kesimpulan dari penyebab insiden maut di Tol Cipali tersebut. Pihaknya mensimulasikan sebelum dan sesaat kecelakaan hingga setelah kecelakaan. \"Nanti hasil kesimpulannya bisa terjawab, berapa kecepatan mobil Gran Max, hingga sejumlah data lainnya. Program ini mencontohkan dari negara Australia yang membuat satu kecelakaan. Kami selidiki yang penting bagaimana titik akhir, kecelakaan terakhir ditarik dari awal baik saat kecelakaan,\" jelasnya. Menurut Indrajit, direncanakan kesimpulan tersebut baru diketahui selama satu hari (hari ini). Pasalnya, dari beberapa faktor penyebab kecelakaan, Korlantas belum bisa mendikte arah penyebab seperti faktor jalan dan lain sebagainya. \"Karena kalau faktor dari infrastruktur jalan itu ada bidang jalan. Pihak kami akan meminta bantuan kepada Dinas PU untuk meneliti kalau ada salah satunya dari faktor jalan,\" ujar dia. Menurutnya, penyebab kecelakaan itu terdapat empat faktor. Di antaranya manusia, kendaraan, faktor jalan dan terakhir akibat lingkungan atau faktor alam. Bisa saja kecelakaan dimungkinkan karena penyebab angin kencang yang ada di Kabupaten Majalengka menjadi salah satu penyebab kecelakaan. Namun demikian, pihaknya belum bisa memastikan dan memberikan kesimpulan karena baru sebatas penelitian. \"Baru sebatas mendokumentasikan tanda-tanda dengan menggunakan sistem IT. Nanti IT-lah yang berbicara. Kita tidak bisa merekayasa dan mengada,\" lanjutnya. Ketika hasilnya sudah keluar, pihaknya baru akan membuat rekomendasi untuk upaya pencegahan kedepannya. Di antaranya dengan memberikan penyuluhan, saran pembuatan infrastruktur, dan pencegahan seperti kelengkapan rambu-rambu lalu lintas, patroli, dan tentunya penegakkan hukum. Apa yang menjadi faktor penyebabnya, secepatnya akan disimpulkan. Apakah faktor kecepatan tinggi yang membuat pengemudi tidak dapat mengendalikan mobilnya atau faktor lainnya. \"Mungkin saja masalah infrastruktur atau pengemudi itu sendiri. Kita tidak bisa mengada-ada karena kesimpulan didapat dari teknologi,\" tandasnya. TETAP UNTUK MUDIK Sudah memakan banyak korban jiwa, Tol Cikopo-Palimanan akan tetap digunakan sebagai salah satu jalur mudik andalan. Kepala Dinas Bina Marga Jabar HM Guntoro menegaskan wilayah Jabar sudah siap dilalui para pemudik, termasuk Tol Cipali. Tol Cipali sebagai solusi pemecah kemacetan. \"Semua ruas (Jawa Barat, red) sudah dalam keadaan mantap siap dilalui arus mudik dan balik,\" ujar Guntoro kepada wartawan di Bandung, kemarin. Dikatakan, tahun ini konsentrasi kemacetan di jalur-jalur koridor utama bisa terpecahkan dengan adanya Tol Cipali. Setidaknya dengan tol baru tersebut memecah kemacetan hingga 40%. Menurut Guntoro, tiga koridor sudah dalam kondisi mantap dan selesai pengerjaannya ada di tiga wilayah antara lain wilayah utara terbentang dari Bekasi, Subang, Indramayu, Cirebon hingga perbatasan Jawa Tengah. Sementara koridor tengah Cileungsi, Puncak. Padalarang, langsung ke Bandung hingga Cirebon dan terakhir koridor selatan melalui jalur Sadang, Subang, Bantarwaru, Cijelag, bertemu di Kadipaten menuju ke arah Jawa Tengah. Sementara pantauan Radar di jalur Cipali, para pengendara harus berhati-hati dengan jalur tol yang berkelok-kelok dan sangat tajam. Seperti di KM 182 yang masuk Desa Walahar, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, tepatnya di Bukit Salam. Kondisi jalan tersebut terlihat berbelok dengan sisi kanan sangat tajam. Jika tak hati-hati, bisa mengancam keselamatan para pengendara yang melintas. (ono/arn/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: