Pilwu Serentak Berpotensi Konflik

Pilwu Serentak Berpotensi Konflik

Kapolres Ajak Warga Jaga Kondusivitas Daerah SUMBER – Jajaran Kepolisian Resor Cirebon menggelar rapat koordinasi (rakor) di Aula Mapolres Cirebon, Jumat (7/8). Rakor sendiri bertujuan untuk mempersiapkan pengamanan dalam pelaksanaan pemilihan kuwu (pilwu) serentak 124 desa di Kabupaten Cirebon. Kapolres Cirebon AKPB Chiko Ardwiatto menilai, potensi konflik pada pilwu serentak lebih besar dibandingkan dengan pemilihan kepala daerah. Karena pilwu mencakup daerah yang lebih kecil. Sehingga gesekan sekecil apa pun yang terjadi, akan membuat masyarakat terprovokasi dan menjadi biang keributan. Terlebih menurutnya, proses penyusunan peraturan bupati (perbup) terkait pelaksanaan pilwu awalnya tidak melibatkan unsur polisi dan Tentara Negara Indonesia (TNI). “Memang penyusunan perbup tersebut sepihak dalam hal ini pemerintah daerah. Harapan kita, Polri, TNI dan pihak terkait bisa dilibatkan untuk lebih bisa menyempurnakan isi dari pasal-pasal tersebut,” katanya kepada Radar usai rakor. Tapi saat ini menurutnya, ada sejumlah poin dalam perbup yang diperbaiki. Pihaknya menyebutkan, daerah yang paling rawan terjadi konflik adalah desa yang memiliki lebih dari lima bakal calon pada pilwu serentak. Karena calon yang lebih dari lima harus dilakukan uji tes akademik. Juga kemungkinan antarcalon rumahnya berdekatan. Hal tersebut yang akan menimbulkan rawan konflik. “Melihat hal itu kami sudah menghubungi beberapa desa yang ada dan mereka sudah menyadari dan akan menjalankan pemilu kuwu yang baik,” katanya. Sementara itu, kepolisian bersama unsur TNI juga  melakukan Jumat keliling ke desa-desa. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyosialisasikan pengamanan saat pilwu. Kemarin (7/8), Jumat keliling berlangsung di Desa Sende, Kecamatan Arjawinangun. Kapolres Cirebon AKBP Chiko Ardwiatto yang turut Jumat keliling memberikan penyuluhan pada masyarakat di Masjid Arrohman di Desa Sende, Kecamatan Arjawinangun. Chiko mengatakan masyarakat memiliki peran penting dalam pelaksanaan pemilihan kuwu serentak. Sehingga diharapkannya, masyarakat bisa turut membantu menjaga kondusivitas pada gelaran akbar di 124 desa itu. Kegiatan Jumat keliling sendiri, dijelaskan Chiko sebagai salah satu upaya silaturahmi dengan masyarakat. Sebagai pengayom masyarakat, pihak kepolisian harus mampu merangkul masyarakat guna terciptanya keamanan dan kondusivitas daerah. Tidak hanya polres, namun masing-masing polsek pun turut menggelar kegiatan ini di masing-masing wilayah hukumnya. “Berhubung dalam waktu dekat ini akan digelar pilwu serentak, maka dari itu topik yang diangkat pada jumling (Jumat keliling) ini adalah pilwu. Dengan harapan muncul kesadaran dari masyarakat agar menjaga ketertiban dan keamanan sehingga potensi gesekan atau kericuhan bisa ditekan,” tuturnya. (arn/kmg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: