Tokyo Kurangi Minyak dari Iran

Tokyo Kurangi Minyak dari Iran

TOKYO- Upaya AS dan negara-negara Barat lainnya untuk menekan Iran terkait program pengembang nuklirnya terus berlanjut. Jepang kemarin (12/1) memutuskan untuk mengurangi ketergantungan impor terhadap minyak Iran. Kebijakan itu diambil setelah Menteri Keuangan (Menkeu) AS Timothy Geithner berkunjung ke Tokyo untuk melobi pemerintah Negeri Matahari Terbit agar memberi dukungan terhadap penjatuhan sanksi lebih ketat atas program nuklir Iran. Geithner berada di Tokyo dalam misinya untuk mencari dukungan Jepang dan Tiongkok dalam menjatuhkan sanksi keras bagi Iran di sektor perminyakan. Lobi itu dilakukan pula di tengah ketegangan militer di perairan Selat Hormuz. Iran mengancam menutup wilayah itu jika kapal militer AS dan negara-negara Barat nekat melintas. Sehari sebelumnya, Selasa lalu (11/1), Geithner berada di Beijing untuk membahas isu yang sama dengan sejumlah petinggi Tiongkok. Namun, Geithner tidak mendapatkan dukungan yang sama seperti dari Tokyo. Geithner secara khusus menggelar jumpa pers bersama Menkeu Jepang Jun Azumi kemarin. “Selama lima tahun terakhir, kami telah mengurangi terus impor minyak (dari Iran),” kata Azumi dalam jumpa pers bersama Geithner. “Kami berharap mengambil langkah kongkret mengurangi lebih banyak jumlah impor yang saat ini berada pada angka 10 persen,” tambahnya. Jepang adalah negara importer terbesar kedua minyak Iran. Tokyo telah meminta sejumlah negara Teluk untuk meningkatkan ekspor mereka demi menambal kekurangan kebutuhan minyak di tengah krisis nuklir yang menimpa PLTN Fukushima sehingga sejumlah reaktor tak berfungsi. Geithner menyambut positif keputusan Jepang tersebut. “Kami terus menjalin kerja sama sangat dekat dengan Eropa dan Jepang serta negara-negara sahabat di seluruh dunia untuk meningkatkan tekanan kepada Iran,” jelasnya.  “Kami menghargai dukungan Jepang yang berdiri bersama kami dan komunitas internasional dalam menghadapi masalah strategis ini,” tandasnya. (CNN/cak/dwi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: