Tetap Sengit Sampai Akhir

Tetap Sengit Sampai Akhir

SILVERSTONE - Setelah tumbang di Silverstone dan gagal meraih tambahan poin, bintang Repsol Honda Marc Marquez mengaku sudah angkat tangan dalam usahanya merebut juara dunia untuk ketiga kalinya musim ini. Dimulai sejak seri berikutnya, persaingan praktis akan menjadi milik duo Yamaha Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. Empat kali gagal finis dan baru menang tiga kali, Marquez sudah terlalu jauh dari pimpinan klasemen saat ini, Rossi. Selisih poinnya 77. Itu setara dengan tiga kemenangan lebih. Dengan sisa enam seri lagi, peluangnya sudah sangat kecil. “Kami kehilangan harapan hari ini. Tapi kami akan mencoba memenangi balapan sebanyak-banyaknya di sisa musim,” tandasnya. Dengan terlemparnya Marquez dari bursa persaingan, duel perebutan juara dunia MotoGP 2015 semakin seru. Alasannya jelas, karena baik Lorenzo dan Rossi berada di bawah satu tim. Motor mereka sama-sama kuatnya dan punya karakter yang sama. Peluang mereka pun semakin sulit ditebak. Situasi yang sama sudah pernah terjadi pada musim 2009 silam. Lorenzo baru melakoni musim keduanya di MotoGP dan juga Yamaha. Sementara Valentino Rossi sedang pada puncak karirnya. Peran Marquez saat itu dipegang Casey Stoner yang juga membayangi persaingan keduanya. Namun setelah kehilangan poin di tiga seri, harapannya untuk meraih juara dunia untuk kedua kalinya buyar. Lorenzo sendiri mengaku bahwa persaingan bakal lebih sengit jika rivalnya menunggangi motor yang sama. Seperti pada musim 2009, perebutan tempat di podium antara keduanya menjadi pemandangan nyaris di setiap seri. Dengan selisih 12 poin setelah GP Inggris dua hari lalu, apapun masih bisa terjadi. Setelah Lorenzo merebut puncak klasemen di GP Republik Ceko dua pekan lalu Rossi mengambilalih lagi di Silverstone. Berikutnya di San Marino, The Doctor punya kans lebih besar karena di sana adalah balapan kandangnya. Tapi bukan berarti rivalnya itu tidak punya peluang menang. Seperti di Silverstone, trek yang seharusnya menjadi lumbung poin Lorenzo ternyata sukses direbut Rossi. Penggila MotoGP di dunia boleh punya seribu prediksi berbeda tapi balapanlah yang menentukan. Pada 2009 saat pertarungan sedang sengit-sengitnya di paruh kedua musim Rossi menang di San Marino sementara Lorenzo menguntit di podium kedua. Dengan motor yang sama balapan akan ditentukan oleh siapa jokinya. “Ini situasi yang bagus untukku, Valentino, dan Yamaha. Kami sudah menunggu sekian tahun agar situasi seperti ini bisa terjadi dan akhirnya sekarang ini terwujud,” ujar Lorenzo jelang GP Silverstone. Menurutnya, dalam kondisi seperti sekarang, skill pembalap menjadi sangat menentukan. “Jika kau lebih baik dari rivalmu, kau akan memenangkan juara dunia. Bukan karena motormu,” tandasnya via Crash. Lorenzo benar. Namun komentarnya itu sekaligus mengandung risiko besar bahwa kemungkinan besar dia juga bisa kehilangan peluang juaranya. Rossi sedang menemukan momentumnya kembali untuk terus melaju ke tangga juara dunia. Konsistensinya mengagumkan. Dari 12 seri berjalan, tak sekalipun dia finis di luar podium. Tapi Rossi tidak serta merta bisa bersantai dengan posisinya sekarang. Peluangnya menang dengan persentase lebih dari 90 persen hanya ada di San Marino dan Phillips Island. Sedangkan Lorenzo punya peluang kemenangan tiga kali lagi, di Aragon, Motegi, dan Valencia. Meski begitu, Marquez juga kuat di beberapa trek. Jadi persaingan masih sangat cair dan pastinya seru sampai akhir. “Ini adalah MotoGP. Kau tidak pernah bisa santai. Di setiap situasi, setiap balapan, siapapun ingin mengalahkanmu,” ucapnya dikutip Crash. (cak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: