Krisis Air Bersih Ancam Indramayu

Krisis Air Bersih Ancam Indramayu

Dampak Penggenangan Waduk Jatigede di Sumedang INDRAMAYU– Penutupan aliran Sungai Cimanuk yang dilakukan bersamaan dengan penggenangan Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, mengancam terjadinya krisis air bersih di Kabupaten Indramayu. Pasalnya, selama ini sumber air baku PDAM Tirta Darma Ayu Indramayu mengandalkan aliran Sungai Cimanuk. Direktur Utama PDAM Tirta Darma Ayu Indramayu, Tatang Sutardi S Sos MSi menjelaskan, krisis air bersih diperkirakan akan terjadi hingga dua bulan kedepan. Dari jumlah total pelanggan PDAM Tirta Darma Ayu mencapai 90.503 pelanggan, sebanyak 76.746 pelanggan kini terancam krisis air bersih. “Air bersih bagi 76.746 pelanggan PDAM yang airnya bersumber dari Sungai Cimanuk otomatis terancam terhenti, akibat penutupan aliran Sungai Cimanuk,” tandas Tatang, didampingi direksi dan pejabat PDAM lainnya, saat melihat langsung kondisi di Waduk Jatigede, Selasa (1/9). Tatang mengungkapkan, sumber air baku PDAM dari Sungai Cimanuk selama ini dialirkan melalui Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA) di Kertasemaya, Jatibarang, Lohbener, Bangodua, Jatisawit, Plumbon dan Sindang. Akibat musim kemarau instalasi tersebut banyak yang tidak bisa beroperasi. Terlebih ketika aliran Sungai Cimanuk ditutup untuk kepentingan penggenangan Waduk Jatigede, otomatis instalasi tersebut bakal tidak berfungsi. Terkait adanya penutupan aliran Sungai Cimanuk tersebut, jajaran Direksi PDAM dan pejabat pemkab Indramayu langsung mendatangi Waduk Jatigede dan menemui petugas pembangunan Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, Selasa (1/9). Selain Dirut PDAM Tatang Sutardi, turut serta Dirum PDAM Endang Effendi SE MM, Direktur Teknik H Tono Suhartono, Asda II Setda Indramayu H Susanto BAE ST, Kepala Bappeda H Wawang Irawan SH MH bersama Kabid Ir Rukanda dan yang lainnya. Mereka berharap ada solusi untuk mengatasi hal ini. Namun keinginan tersebut tidak bisa dikabulkan, karena penutupan aliran Sungai Cimanuk memang sudah dilakukan dan tidak mungkin diubah. Pelaksana Teknik Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan Adiministrasi Pembangunan Jatigede, Yuyu Wahyudin mengatakan, setelah aliran Sungai Cimanuk ditutup untuk penggenangan Waduk Jatigede, untuk sementara ini tidak bisa dibuka lagi. “Penutupan aliran Sungai Cimanuk dilakukan sejak penggenangan Waduk Jatigede pada 31 Agustus 2015, yang dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono. Untuk sementara ini aliran Sungai Cimanuk ditutup,” tandas Yuyu. Yuyu menjelaskan, aliran air ke Sungai Cimanuk akan kembali normal ketika ketinggian air Waduk Jatigede sudah mencapai titik elevasi 221 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Dalam kondisi ini otomatis air yang mengalir ke Sungai Cimanuk kembali normal. Dikatakan, berdasarkan hitungan hidrologis, untuk mencapai ketinggian air hingga titik elevasi 221 mdpl tersebut membutuhkan waktu sekitar 48-50 hari. Artinya, hingga 48 hari sampai sekitar dua bulan mendatang, PDAM Indramayu akan kesulitan memperoleh bahan baku airnya yang bersumber dari Sungai Cimanuk. Setelah titik elevasi 221 mdpl tercapai, ujar Yuyu, air baru akan bisa dialirkan kembali ke Sungai Cimanuk hingga hilir. Menurutnya, berapapun air yang melimpas itu tidak akan ditahan dan langsung dialirkan ke Sungai Cimanuk. Yuyu menambahkan, untuk mencapai debit waduk hingga penuh, dibutuhkan waktu sekitar delapan bulan sampai satu tahun atau sampai tercapai titik elevasi 260 mdpl. Ditambahkan, penggenangan Waduk Jatigede memang paling tepat dilakukan di musim kemarau. Asda II Setda Indramayu yang juga Dewan Pengawas PDAM Tirta Darma Ayu, H Susanto BAE ST mengatakan, terkait kemungkinan terjadinya krisis air bersih, masyarakat Indramayu diimbau untuk dapat menghemat penggunaan air bersih. (oet)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: