Angkat Honorer, Sedot Dana Rp34 Triliun

Angkat Honorer, Sedot Dana Rp34 Triliun

JAKARTA- Meskipun diluruk 21 ribu lebih tenaga honorer kategori dua (K-2) yang minta diangkat langsung menjadi CPNS, pemerintah nampaknya belum goyah. Pemerintah tetap menggantung nasib mereka. Alasannya adalah pengangkatan honorer menjadi CPNS beresiko menyedot anggaran yang sangat besar. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Yuddy Chrisnandi kemarin menerima perwakilan dari para tenaga honorer K-2 yang umumnya guru dan petinggi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Yuddy mengatakan saat ini jumlah tenaga honorer K-2 yang gagal seleksi pengangkatan pada 2014 lalu ada 439.965 orang. “Kita sudah menghitung, jika selurunnya diangkat menjadi CPNS maka butuh anggaran untuk gaji sebesar Rp34 triliun per tahun,” katanya. Menteri yang juga politisi Partai Hanura itu mengatakan, cost yang harus disiapkan bukan hanya gaji tetapi juga dana pensiun. Dengan rata-rata masa kerja 10 hingga 15 tahun, pemerintah harus mengendapkan uang pensiun hingga Rp900 triliun. Menurut Yuddy uang Rp900 triliun itu sudah sama dengan separuh dari total anggaran pembangunan nasional. Namun dia menegaskan pemerintah akan mencari solusi supaya para tenaga honorer yang tidak lulus CPNS ini tetap berpeluang menjadi abdi negara. Dia mengatakan pada pengisian CPNS dari tenaga honorer pada 2014 lalu, ada sekitar 30 ribu kursi kosong. Kursi ini kosong karena tidak ada pelamarnya. Selain itu juga karena honorer yang lolos ternyata dinyatakan tidak valid alias bodong. Nah sisa kuota 30 ribu kursi ini arahnya bakal diisi oleh para tenaga honorer kategori II yang tidak lulus tes. Selain itu Yuddy mengatakan dalam UU Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menjadi abdi negara tidak hanya sebagai PNS. Tetapi juga ada skema rekrutmen pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K). ”Hak-hak P3K sama dengan PNS. Kecuali pensiunan saja,” katanya. Dengan menjadi P3K, Yuddy mengatakan tidak aka nada cerita lagi seorang tenaga honorer digaji Rp300 ribu per bulan. Anggota Komisi II (bidang pemerintahan) DPR Arteria Dahlan mengatakan kekhawatiran tersedotnya anggaran hingga Rp34 triliun itu masih bisa dihitung-hitung lagi. Dia mengatakan setiap tahun ada PNS yang pensiun. Nah posisi mereka bisa diganti oleh tenaga honorer kategori II terlebih dahulu. Kemudian Kementerian PAN-RB juga mempunyai sisa kursi CPNS baru sebanyak 30 ribu kursi. “Sisa kursi itu juga sudah dicantolkan anggaran gajinya. Bukan hanya kursi CPNS barunya saja,” tutur Arteria Dahlan. Selain itu pos anggaran untuk gaji para tenaga honorer tadi jika diangkat menjadi PNS, bisa diambilkan dari rencana pemberian THR untuk para PNS tahun depan sebanyak Rp6 triliun. “Sebenarnya tanpa disiapkan oleh pemerintah, THR para PNS itu datang sendiri,” katanya. Untuk itu ketimbang uang Rp6 triliun dibuang untuk THR, lebih baik dialokasikan untuk mengangkat CPNS baru dari tenaga honorer kategori II. (wan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: