Pentingnya Penanaman Akhlak Melalui Pendidikan

Pentingnya Penanaman Akhlak Melalui Pendidikan

Oleh: Rita Apriani* SETIAP manusia berkeinginan memiliki akhlak yang mulia (akhlakul karimah). Manusia adalah makhluk yang paling sempurna di antara makhluk-makhluk lainnya, yang diciptakan oleh Sang Maha Pencipta. Manusia diberi kelebihan, maka sudah sepatutnya kita berprilaku terpuji dan patut dijadikan sebagai teladan untuk orang-orang di sekitarnya. Agar dapat memiliki prilaku yang mulia, seseorang dapat mempelajarinya melalui pendidikan. Karenanya, penanaman akhlak mulia ini harus ditanamkan sejak dini, agar sikap dan prilaku yang sudah tertanam selagi masih kecil bisa terus melekat dalam dirinya sampai kapan pun. Pendidikan formal dapat membentuk karakter yang dimiliki seseorang agar memiliki prilaku yang baik dan terpuji, akan tetapi apabila seseorang hanya mempelajari dalam pendidikan formal saja tanpa diimbangi dengan pendidikan agamanya yang kuat, niscaya penanaman akhlak mulia akan sulit didapat. Dengan kata lain, pendidikan agama sangat penting kita ajarkan terhadap anak dan cucu kita agar mereka memiliki akhlak yang mulia dan terpuji. Pendidikan Agama Islam banyak mengajarkan berbagai hal yang dapat membentuk seseorang agar memiliki akhlak yang mulia. Menghormati orang tua bukan hanya budaya semata, namun hal itu merupakan bagian dari akhlak mulia yang diserukan oleh Agama Islam. Hal ini dapat kita lakukan dengan cara memuliakannya dan menghargai hak-haknya. Selain itu, masih banyak lagi prilaku akhlak mulia yang dapat kita teladani dari panutan kita Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah sosok panutan yang patut kita teladani, karena sikap dan prilakunya selalu menunjukkan prilaku mulia. Jika bercakap beliau akan bercakap dengan benar, walupun sedang bergurau beliau tetap bercakap dengan benar dan tidak berdusta. Rasulullah SAW adalah sosok seorang yang menyayangi keluarganya, beliau juga menyayangi para kerabatnya. Ketika berdakwah beliau mendapatkan cacian dan makian dari orang-orang yang menentangnya, beliau selalu bersabar atas perlakuan tersebut. Pada era globalisasi sekarang ini akhlak mulia yang terdapat dalam diri seseorang mulai menurun dan terkadang jarang ditemukan. Hal itu terjadi karena banyaknya orang yang sudah terpengaruh dengan perubahan globalisasi yang semakin canggih dan banyak orang yang melupakan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agamanya. Walaupun tidak dapat kita pungkiri, masih ada sebagian orang yang memegang teguh keyakinan mereka tentang agamnya, dengan begitu mereka akan selalu mempertimbangkan segala sesuatunya dengan ajaran agama yang dianutnya. Pada kalangan remaja, tidak sedikit yang bersikap acuh terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam agama Islam, salah satunya adalah masalah akhlak mulia. Maka, sudah sepatutnya jika kita sebagai umat yang beragama untuk selalu memerhatikan nilai-nilai yang terkandung dalam agama, terutama yang mengarah kepada prilaku terpuji dan berakhlak mulia. Dalam konteks pembangunan masyarakat yang bermartabat dan berakhlak mulia, perlu adanya perubahan dalam aspek pendidikan keagamaan. Pada dasarnya pendidikan itu bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, apalah artinya apabila kehidupan bangsa itu hanya mengedepankan kecerdasan intelektual tanpa disertai dengan akhlak mulia. Di sinilah pendidikan keagamaan itu berguna dan bermanfaat untuk kehidupan bangsa, apalagi pada kalangan remaja sebagai generasi calon penerus bangsa. Pendidikan keagamaan memiliki banyak fungsi, yaitu mempersiapkan peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang siap dan memahami nilai-nilai agama dan mengamalkannya, sesuai yang mereka dapatkan pada pembelajaran. Selain itu, pendidikan keagamaan juga membentuk peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang ahli di bidangnya dengan wawasan yang luas, cerdas, inovatif, dan kreatif. Hal ini ditunjukkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan berdasarkan landasan iman, takwa, dan berakhlak mulia. Dengan kata lain, perlu adanya metode penyampaian yang tepat agar pembelajaran dapat bersarang tepat pada sasaran. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan lemah lembut dan tanpa paksaan, serta dilakukan secara terbuka ketika mempelajari nilai-nilai agama. Ajaran agama disampaikan dengan tujuan agar peserta didik dapat memperdalam agama yang dianutnya. Dengan begitu, perlu adanya ketelitian secara rinci dalam menjelaskannya, serta memberikan dalil dan contoh yang pasti. Dengan mencerdaskan kehidupan bangsa yang berlandaskan keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia, melalui Pendidikan Agama Islam (PAI) diharapkan dapat mengantarkan kepada pola kehidupan bangsa yang lebih baik. Semoga. (*) *) Penulis adalah Mahasiswi Semester 1 Prodi Matematika, Universitas Kuningan, Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: