Drama Kolosal Satukan Empat Etnis

Drama Kolosal Satukan Empat Etnis

PEKALIPAN - Drama kolosal bakal dihelat di Keraton Kanoman hari Sabtu (24/10) mendatang. Persiapan pun dimatangkan dengan latihan bersama. Hadir dalam latihan drama itu, Pangeran Patih Qodiran yang akan berperan sebagai Syekh Syarif Hidayatullah, Bunda Fifi Sofiyah sebagai Nyi Mas Pakungwati, drg Heru Purwanto sebagai Pangeran Cangkuang, Bung Dino sebagai Pangeran Cakrabuana dan Catur Wulan sebagai Nyi Mas Endang Geulis. Berbeda dengan tahun lalu yang menampilkan konsep sendratari, tahun ini konsep pentas kolosal akan berbentuk drama. Para pemain tidak hanya menari, tapi juga berbicara. Pentas drama kolosal ini akan melibatkan sekitar 200 pemain yang sebagian besar diisi anak-anak dari sanggar seni di Kota dan Kabupaten Cirebon. Drama bertema “Cahya Sumirat Dukuh Caruban” ini menceritakan bagaimana Dukuh Caruban saat itu memerdekakan diri dari upeti yang dipungut Raja Galuh. Drama tersebut akan berlangsung selama satu jam tiga puluh menit. \"Tujuan dari drama ini untuk mempersatukan seni dan budaya Cirebon yang sangat kaya, ada etnis dan budaya dari China, Jawa, Arab dan India,\" ungkap Patih Keraton Kanoman, Pangeran Qodiran kepada awak media. Ia mengatakan, untuk mempersiapkan pementasan pihaknya sudah melakukan latihan dalam satu bulan. Melalui drama itu, ia ingin masyarakat bisa memahami sejarah berdirinya Dukuh Cirebon. Dalam pementasan itu, kata Qodiran, ada enam kreasi tarian yang diciptakan khusus untuk drama kolosal. Seperti Tarian Tayub, Sekar Kaputren, Lesung dan lainnya. \"Tarian itu sebagai simbol kekayaan alam,\" terangnya. Sementara itu, pemeran Nyi Mas Pakungwati, Bunda Fifi Sofiyah berharap, dengan pementasan drama ini, masyarakat khususnya generasi muda yang akan datang mengetahui sejarah. \"Sejarah ini jangan sampai putus, sehingga generasi muda tidak tahu. Kita berharap anak-anak muda bisa lebih peduli terhadap budaya Cirebon,\" ujarnya. Senada dengan Bunda Fifi, drg Heru Purwanto MARS yang akan berperan sebagai Pangeran Cangkuang, mengaku senang dengan keterlibatannya dalam  drama kolosal tersebut. Ini kali pertama baginya bermain dalam sebuah drama kolosal. Ia mengaku belum pernah mengikuti latihan secara penuh, namun dia menyiapkan diri dengan berziarah dan berpuasa terlebih dahulu, agar bisa berkonsentrasi dalam memainkan peranan tersebut. \"Saya tertarik memainkan drama ini, karena ini merupakan bentuk untuk melestarikan budaya Cirebon agar jangan sampai punah. Budaya Cirebon ini sangat kaya, apabila digali lebih jauh. Kita tidak kalah hebat dengan Bali maupun Jogjakarta. Masyarakat Cirebon harus peduli dan mencintai budayanya sendiri,\" katanya. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: