Walikota: November Sudah Ada Wawali
Toto Keukeuh Tak Mau Tanda Tangan, Enggan Bersaing dengan Eeng KEJAKSAN – Mutasi yang sudah beberapa bulan dinantikan, akhirnya terrealisasi juga, Jumat (23/10). Kini, giliran pemilihan wakil walikota yang menjadi fokus perhatian Walikota Drs Nasrudin Azis SH. Bahkan, Azis menargetkan, November bulan depan, sudah ada wakil walikota. “November sudah ada wawali. Itu target saya,” tegas Nasrudin Azis, kemarin. Kenapa Azis begitu optimis dengan akan terlaksananya pemilihan wawali? Kepada Radar, Azis membeberkan, dirinya sudah mendengar langsung Ketua DPD Golkar Kota Cirebon Toto Sunanto sudah siap bertarung dengan Eti Herawati atau akrab disapa Eeng Charli. “Ini merupakan perkembangan. Saya mendengar langsung Toto Sunanto siap berkompetisi secara sehat dengan Eti Herawati,” jelas pria yang juga ketua DPC Partai Demokrat Kota Cirebon itu. Mengetahui hal itu, kata Nasrudin Azis, Eti Herawati sudah dikonfirmasi dan siap bersaing sehat dengan Toto Sunanto dalam kompetisi pemilihan wawali di gedung DPRD Kota Cirebon. Dengan demikian, Azis yakin akan dihasilkan seseorang untuk jabatan wawali yang berkualitas. Terlepas dari siapapun di antara keduanya yang akan dipilih para wakil rakyat di parlemen, Azis menargetkan akhir Oktober 2015 proses wawali sudah dimulai. Namun demikian, hingga saat ini diakui Azis, Toto Sunanto belum memberikan tanda tangan persetujuan. Karena itu, sisa waktu di bulan Oktober ini akan digunakan untuk komunikasi intensif kepada tiga partai pengusung. “Tinggal mematangkan pertemuan antara saya, PPP, Golkar dan Demokrat,” terangnya. Mematangkan dimaksud, kata Azis, mencari legalitas hukum untuk kepastian nama yang diajukan. Tidak hanya itu, pertemuan nanti akan mengambil keputusan bersama agar pemilihan wawali segera diselesaikan. Ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon Toto Sunanto saat dikonfirmasi mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum memberikan tanda tangan persetujuan ajuan nama wawali yang di dalamnya ada Eti Herawati. Terkait pernyataan Walikota Nasrudin Azis tentang kesiapan dirinya untuk bertarung dengan Eti Herawati di pemilihan wawali, Toto Sunanto tidak mempedulikan hal itu. “Terserah Azis mau ngomong apa, yang pasti sikap saya tidak akan berubah,” ujarnya kepada sejumlah media massa, Jumat (23/10). Sikap yang dimaksud, lanjut Toto Sunanto, berkas pendaftaran kedua yang diajukan atas nama Toto Sunanto dan Muksidi, diakomodir oleh Walikota Azis. Jika tidak, Toto Sunanto memastikan dia tetap bertahan untuk tidak memberikan tanda tangan persetujuan dua nama yang diajukan Azis. Jika walikota setuju, berkas yang pernah dia serahkan ke Panlih DPRD Kota Cirebon dapat diberikan kepada Walikota Azis untuk kemudian diserahkan kembali ke Panlih. Jika ini yang terjadi, Toto Sunanto siap bertarung dengan Muksidi untuk memperebutkan kursi wawali di Pemkot Cirebon. Jika tidak, nama Eti Herawati atau Eeng Charli tetap ditolak. TUDING GOLKAR BIANG KEROK Ketua Bapilu DPC Partai Demokrat Achmad Sofyan menegaskan, deadlock-nya pemilihan wakil walikota yang selama ini lebih tertuju ke Eti Herawati alias Eeng Charli, sebenarnya salah besar. Karena jika ditelisik lebih dalam, justru Partai Golkar lah yang membuat skenario itu dengan menjadikan komoditas seolah-olah persoalannya ada di walikota dan Eeng Charli. Sebagai bukti, kata Sofyan, pihaknya bertemu dengan Ketua DPD Golkar Kota Cirebon Toto Sunanto. Dalam pembicaraan itu, Sofyan mengaku mengatakan, seandainya Eeng Charli mundur dan Demokrat mencalonkan Hasanudin Manap sebagai wakil walikota, apakah Toto Sunanto setuju? Ternyata jawaban Toto mengambang lebih mengarah tidak setuju dan menginginkan calon wakil walikota hanya dia dan Muksidi. “Sudah jelas, ternyata Toto yang membuat kondisi seperti ini. Buktinya ditawarkan calon lain selain Eeng Carli yaitu Hasanudin Manap, ternyata Toto tetap tidak mau,” tegas Sofyan. Sementara itu, Wakil Ketua DPC PPP Kota Cirebon, Nurhaidi mempertanyakan keabsahan SK DPC PPP di bawah kepemimpinan Muksidi. Sebagai pengurus, dirinya tidak pernah tahu ada Muscab yang memilih Muksidi. Justru tahunya tiba-tiba ada SK kepengurusan yang menerangkan Muksidi sebagai ketua DPC PPP Kota Cirebon. PPP itu, kata Nurhaidi, memiliki AD/ART dan di dalamnya sudah mengatur jelas proses pemilihan ketua. Tapi yang terjadi proses mekanisme organisasi tidak ditempuh dan secara tiba-tiba terbit SK. Karena itu, dirinya mempertanyakan keabsahan Muksidi mendukung Toto Sunanto sebagai calon wakil walikota dari PPP, karena partai berlambang kabah tidak pernah menggelar muscab memilih ketua, namun tiba-tiba muncul SK kepengurusan. (ysf/abd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: