Dahlan Tinjau Uji Coba Bahan Bakar Kaliandra di Pabrik Tahu
KUNINGAN - Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan mampir ke pabrik pengolahan tahu di Blok Lamping, Kecamatan Kuningan, kemarin siang (9/11). Dahlan datang untuk melihat uji coba energi terbarukan yang bersumber dari kaliandra. Dipilihnya pabrik tahu karena selama ini banyak perajin yang masih kesulitan menemukan bahan bakar murah dan ramah. Mantan Dirut PT PLN itu memang tengah giat-giatnya mengembangkan energi terbarukan dari kaliandra. Dahlan langsung melihat proses penggorengan tahu di pabrik milik Nono Sutrisno. Dengan menggunakan bahan baku yang menghasilkan energi biomassa, hasil yang diperoleh lebih efektif dan proses pemanasannya lebih cepat. Setelah sekitar 10 menit menyaksikan pengujian, Dahlan pun berangkat ke Tasikmalaya. Dia sempat berbincang ringan dengan para perajin tahu. Bahkan ada salah seorang perajin disuapin tahu oleh Dahlan. Kontan saja, hal itu membuat perajin yang lainnya bersorak. Mereka mangaku bangga sudah dikunjungi oleh Dahlan Iskan. Para perajin selama ini hanya melihat Dahlan dari layar televisi. Kedatangan Dahlan sendiri didampingi oleh CEO Radar Cirebon Group H Yanto S Utomo, Direktur Utama Abdul Malik, GM Radar Cirebon Toto Suwarto, GM Radar Cirebon Televisi (RCTV) Dedi Hermawan, serta sejumlah pejabat Radar Cirebon Group. Setelah demo cara menggunakan energi kaliandra, Dahlan ke Tasikmalaya. Namun terlebih dahulu akan melihat pabrik pengolahan kaliandra di Kecamatan Cikijing. Sementara itu, Dirut PT Argo Jawa Dwipa Ayus menerangkan, energi biomassa ini akan menjadi solusi bagi warga, terutama pelaku usaha seperti perajin tahu. Sebab, biaya yang dikeluarkan sangat murah dan ramah lingkungan. “Harganya hanya Rp2.500 per kilogram. Satu kilogram pellet kaliandra bisa menghasilkan energi yang bisa digunakan berjam-jam. Tentu hal ini lebih efektif,” ucap Ayus. Dia menerangkan, proses pembuatan pellet kaliandra adalah ranting kaliandra digiling, lalu dipadatkan. Ketika akan digunakan, pellet tersebut dimasukkan ke tungku secukupnya, kemudian ditambah spirtus, lalu dibakar. Api yang dihasilkan, kata Ayus, lebih besar dan minyak yang digoreng lebih cepat panas. Para perajin pun tidak perlu panik dengan api yang besar. Mereka bisa mengatur besar kecilnya api karena ada tombol volume. “Semoga adanya biomassa ini bisa membantu perajin mencari solusi energi ramah lingkungan. Abu yang dihasilkan dari sisa pembakaran di bawah satu persen, sehingga benar-benar efektif,” kata Ayus. Pria asal Jogjakarta ini mengaku, pihaknya kini banyak mendapat orderan untuk pemasangan pellet kaliandra di tempat pelaku usaha. Untuk ke depan, alat untuk mendukung energi terbarukan ini akan semakin sempurna. Terpisah, Nono Sutrisno, perajin tahu Mamaningeun mengaku, ketika ada penawaran energi baru, dia sangat tertarik. Sebab, selama ini mencari bahan bakar yang murah cukup sulit. “Sehari saja, saya mengeluarkan dana Rp200 ribu untuk bahan bakar. Ketika pertama kali melihat dan diuji cobakan, saya langsung tertarik dengan kaliandra. Mudah-mudahan benar-benar lebih irit. Besok saya akan mencoba menggunakan api kaliandra agar bisa melihat perbandingan dengan bahan bakar yang lain,” ucapnya. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: