Hujan, Petani Mulai Tanam Padi

Hujan, Petani Mulai Tanam Padi

Distanbunakhut Telah Melakukan Normalisasi Sungai Cegah Banjir SUMBER – Hujan yang mulai turun sejak beberapa hari terakhir ini dimanfaatkan petani di Kabupaten Cirebon untuk menanam padi. Hal ini dilakukan petani agar pada saat masa panen tanaman padi tidak terendam banjir atau terlambat panen. Sekretaris Dinas Pertanian, Perkebunan, Perterna­kan dan Kehutanan (Sekdistan­bunakhut) Kabupaten Cirebon H Muhidin MM mengatakan, pekan ini pihaknya telah mengadakan rapat koordinasi (Rakoor) persiapan MT (Musim Tanam) rendeng 1 dengan sejumlah OPD. “Bulan ini sudah memasuki MT 1. Kami telah melaksanakan Rakor bertujuan untuk melakukan persiapan dan mempercepat tanam serentak. Karena jangan sampai nanti terlambat atau sawah tergenang banjir akibat hujan, “kata Muhidin pada Radar Cirebon, kemarin. Menurutnya, Kabupaten Cirebon memiliki area pesawahan seluas 53.180 Ha, namun yang cukup subur dan memiliki saluran irigasi yang baik diantaranya hanya sekitar 46 ribu Ha. Lebih dari itu, dikatakannya, sebelum dilakukan penanaman padi, terutama persiapan para petani terhadap benih padi yang akan ditanam, juga dilakukan persiapan lahan dalam pengolahan lahan harus dilakukan agar kualitas padi nantinya dapat tumbuh bagus. “Persiapannya mengenai jenis benih padi yang akan ditanam, selain itu persiapan lahan dalam pengolahan lahan juga harus dilakukan agar kualitas padi nantinya dapat tumbuh bagus,” ujarnya. Lebih jauh, tutur Mantan Camat Gegesik ini, musim tanam padi dilakukan oleh para petani biasanya dengan dimulainya musim penghujan tiba, karena jenis tanaman padi merupakan tanaman yang sangat tergantung oleh air mencapai 90 persen. “Tanaman padi harus terendam air secara terus menerus, untuk mendapatkan hasil tanaman yang bagus dan berisi. Selain itu juga harus dipupuk dan di semprot dengan insektisida untuk membasmi dan mencegah terjangkitnya penyakit padi,” tutur dia. Muhidin pun mengklaim bahwa pihaknya telah melakukan upaya normalisasi sungai jauh-jauh hari agar saat datang curah hujan tinggi areal pesawahan tidak terendam (kebanjiran, red). “Kami juga sudah melakukan normalisasi sungai. Sementara untuk model penanaman para petani sendiri dilakukan dengan cara serentak dengan jenis tanaman yang sama, itu akan lebih mudah sekali mengendalikan hama penyakit yang akan menyerang tanaman padi, sehingga kualitas hasil pertanian akan sangat bagus,” pungkasnya. Sementara itu, petani Desa Bangodua Kecamatan Klangenan, Arifudin mengaku, sudah mulai membajak sawah. “Meski hujan masih jarang, tapi saya sudah mulai bajak sawah. Lumayanlah sedikit ada air,” singkatnya. Di tempat terpisah, sejumlah petani di Desa Gintung Ranjeng, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon yang selama musim kemarau menanam kacang hijau, mulai kembali menanam padi, meskipun harga kacang hijau saat ini melambung. Asikin salah satu petani mengatakan, bahwa selama musim kemarau dirinya beralih dari tanam padi ke tanam kacang-kacangan, salah satunya yakni kacang hijau. Saat musim kemarau sangat baik untuk menanam kacang hijau, selain hasilnya cukup memuaskan, harganya pun melambung tinggi semula Rp13.000 per kilogram, harganya melonjak menjadi Rp15.000 per kilogram. “Kami sebagai petani yang hanya mengandalkan penghasilan dari tani, saat musim kemarau kami pindah tanam. Karena bagi kami saat menanam kacang hijau cukup diuntungkan dengan adanya kenaikan harga kacang hijau pada tahun sekarang meskipun kemarau cukup panjang. Karena sekarang sudah musim hujan, ya kami kembali menanam padi lagi,”katanya. (via/arn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: