Peran Penyandang Disabilitas Bagi Kehidupan

Peran Penyandang Disabilitas Bagi Kehidupan

HIDUP ini penuh dengan misteri. Kehendak Tuhan pasti baik, tetapi kadang tak mudah kita selami. Tuhan itu Pengasih dan Penyayang, tetapi mengapa ada penderitaan. Mengapa Tuhan tidak menghilangkan segala kegelapan sehingga manusia selalu bahagia. Mengapa ada sesama kita yang diciptakan sebagai penyandang disabilitas? Bukankah Tuhan bisa menciptakan segalanya serba baik? Tanggal 3 Desember telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai Hari Penyandang Disabilitas Internasional. Lewat artikel ini saya ingin mengemukakan hasil permenungan saya tentang peran penyandang disabilitas bagi kita, yang diciptakan normal. Sebaliknya saya juga mengemukakan apa yang harus kita lakukan agar hidup kita berperan bagi penyandang disabilitas. Hasil permenungan saya sungguh luar biasa. Tuhan sungguh pengasih dan penyayang. Kaum disabilitas mempunyai peran besar bagi kehidupan. Marilah kita simak segala hal yang terjadi di sekitar kita: Di layar televisi, di majalah, di buku, koran, kita dapat melihat atau membaca seorang pemuda penyandang disabilitas yang tanpa tangan dan kaki tetapi menjadi tokoh dunia. Badannya hanya dari kepala sampai pangkal paha. Semula pemuda itu selalu berpikir negatif tentang dirinya. Ia marah, ia sedih, minder. Namun akhirnya ia bisa menerima dirinya apa adanya dan mengembangkannya. “Tuhan tentu mempunyai rencana yang indah pada diri saya,” renungnya. Wajahnya yang dulu muram kini berubah menjadi selalu tersenyum. Hal itu menunjukkan bahwa ia gembira dan optimis. Dari kursi yang dapat disetel ketinggiannya, ia memberikan motivasi kepada jutaan orang di seluruh dunia. Kehadirannya telah menginspirasi banyak orang. Yang semula putus asa menjadi bersemangat. Yang semula mau bunuh diri, berubah menjadi seorang yang energik. Pemuda penyandang Disabilitas tanpa tangan dan kaki itu telah menjadi inspirator dan motivator bagi banyak orang yang secara fisik sehat walafiat. Ada lagi ini. Adalah seorang pemuda yang gagah perkasa. Tiga bulan menjelang ujian nasional SMA, pemuda itu sakit demam tinggi dan tiba-tiba matanya menjadi buta. Oleh orang tuanya ia dibawa berobat ke banyak dokter dan pengobatan alternatif tetapi tak kunjung sembuh. Ketika berobat ke RS Cicendo, pusat pengobatan mata, dokter mengatakan bahwa syaraf matanya sudah putus jadi tak dapat dipulihkan. Pemuda itu menangis histeris dan ingin bunuh diri. Namun berkat kelembutan hati seorang dokter ia bersekolah lagi. Berkat ketekunannya, nilai akademisnya selalu tinggi. Ia selalu mendapat ranking di sekolahnya. Selain bersekolah, dia juga menekuni sebagai atlet renang, loncat tinggi dan lari 60 meter. Berkat tekadnya yang tak mengenal lelah ia selalu menjadi juara kota, provinsi dan akhirnya nasional. Karena prestasinya ia diikutkan dalam lomba dan pertandingan internasional ke Inggris, Australia, Malaysia, Jepang dan Tiongkok. Ia selalu mendapatkan medali emas, perak atau perunggu. Ia berkeluarga dengan isteri yang juga tunanetra. Ia memiliki dua orang anak yang sehat-sehat dan cerdas. Kini pemuda itu meyakini bahwa jika ia tak tuna netra, ia tak akan menjadi atlet international. “Tuhan tak pernah salah. Lewat sebagai tuna netra, saya dapat menjadi atlet international yang terkenal. Bila aku tak menjadi tuna netra mungkin aku tak akan sehebat ini. Tuhan Maha Adil,” begitu renungnya. Banyak orang tua yang karena anaknya sebagai penyandang disabilitas, ia menjadi penolong bagi sesamanya yang berkebutuhan khusus. Ada orang yang memproduksi kaki palsu karena anaknya kakinya cacat. Kaki palsu yang ia produksi oleh perusahaannya itu, ia jual kepada orang yang mampu dan ia berikan gratis kepada yang tak mampu. Ia menjadi donatur besar bagi anak-anak cacat kaki. Semua peristiwa tersebut di atas saya ambil dari kenyataan yang saya temui di tengah masyarakat. Dengan sengaja nama-nama pelaku tak saya sebutkan. Dari peristiwa sehari-hari yang kita jumpai, yang ada hubungannya dengan penyandang disabilitas, dapat kita ambil beberapa hal berharga antara lain sebagai berikut: Pertama, dalam penciptaan selain ada orang yang biasa, juga ada penyandang disabilitas agar manusia saling menolong satu sama lain. Yang normal menolong yang berkebutuhan khusus, begitu juga sebaliknya. Kedua, banyak penyandang disabilitas yang prestasinya melebihi prestasi orang normal karena keyakinannya dan ketekunannya. Mereka telah menjadi motivator bagi orang-orang yang normal. Ketiga, banyak orang normal menjadi sangat peduli karena melihat sesamanya penyandang disabilitas. Mereka dengan ikhlas berkorban untuk menolong . Mereka mendirikan Yayasan, menjadi sukarelawan, agar para penyandang disabilitas itu dapat merasakan kebahagaian. “Inilah karya agung Tuhan. Kita diciptakan untuk saling membutuhkan,” ungkapnya. Usul saya, hendaknya pemerin­tah semakin memperhati­kan penyandang disabilitas, agar mereka merasa dicintai dan kepribadiannya berkembang wajar dan bagi yang masih mungkin, para penyandang disabilitas itu mendapatkan ruang gerak dan pekerjaan yang memadai. (*) *Penulis adalah praktisi pendidikan dan pengamat sosial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: