Suara PAC PKB Terpecah
Soal SK DPP tentang Caretaker WERU – Sikap PAC terhadap SK DPP PKB tentang caretaker tidak satu suara. Sejumlah PAC berbeda pandangan menyikapi keputusan DPP pasca Muscablub DPC PKB Kabupaten Cirebon yang berakhir deadlock tersebut. Ketua PAC Pangenan, Dalil menolak turunnya SK DPP PKB No 9990/DPP-03/V/A-1/ II/2012 tertanggal 16 Februari 2012 tentang caretaker dengan menunjuk Hj Imas Masitoh sebagai ketua, Drs H Adlan Dai sekretaris dan Dra Hj Nihaya Abdullah sebagai bendahara. “Kami tolak itu,” tegasnya. Menurut dia, sampai saat ini belum ada SK DPP PKB terkait deadlock-nya muscablub yang berimbas pada kekosongan kepemimpinan di tubuh DPC. “Mana SK DPP itu? Kami mau minta ditunjukkan bukti fisiknya,” pinta Dalil. Ia mengharapkan Mohamad Luthfi yang diangkat menjadi Ketua DPC PKB. Pasalnya, secara dukungan, Lutfi lebih unggul dibandingkan Zenal Waud. “Kita maunya Luthfi yang dilantik,” ucapnya. Meski demikian, Dalil tetap akan menunggu sikap DPP. Ia yakin DPP akan mempertimbangkan berbagai sisi dan objektif menyikapi masalah tersebut. Dalil mengungkapkan, pertemuan PAC yang digelar di Pondok Pesantren (Pontren) Al-Balagh, Sukunsari, Weru pada Jumat lalu (17/2) untuk menyatukan visi dan misi PAC-PAC. Meski mengagendakan rekonsiliasi, namun ada perbedaan dalam memandang muscablub. Ada sebagian PAC yang meminta muscablub ulang dan ada sebagian juga yang tidak mau mengadakan muscablub ulang dan cukup dengan menunggu serta menyikapi isi SK DPP. Sementara itu, Ketua PAC Weru, Luthfi mengatakan dirinya sebagai ketua PAC Weru merasa setuju dengan SK DPP PKB yang menunjuk pembentukan caretaker itu. Menurutnya, apabila hal itu dipandang menjadi solusi terbaik bagi PKB di Kabupaten Cirebon, maka ia tidak mempermasalahkannya. Namun, lanjutnya, apabila SK DPP PKB yang menunjuk caretaker itu bermasalah dan tidak dapat menyerap aspirasi dari PAC, maka ia menolaknya. “Kalau DPP menghendaki caretaker, kami yang dibawah manut saja dan setuju,” ucapnya kepada Radar, Minggu (19/2). Mekanisme caretaker nanti akan menjadi evaluasi bagi PAC untuk menerima dan menolaknya. Jika dipandang dapat mengakomodir PAC, maka ia dan ketua PAC lain siap mendukungnya sampai selesai masa tugas caretaker pada tiga bulan yang akan datang. Luthfi melihat dua kemungkinan sikap ceretaker, yakni menyerap aspirasi PAC atau menyerap aspirasi lainnya. “Kata lainnya itu masih multi tafsir. Jadi caretaker harus hati-hati,” pesannya. Selain itu, ia meminta caretaker agar mau berkomunikasi aktif dengan berdiskusi bersama PAC. Luthfi berharap agar caretaker tidak dimanfaatkan pihak lain yang berkepentingan untuk menjadi ketua DPC. Karena, PAC sudah melakukan rekonsiliasi untuk lebih membesarkan dan menguatkan partai. Sehingga, kehadiran caretaker jangan sampai memperkeruh suasana internal partai yang sedang memanas. Terpisah, Ketua PAC Pabuaran, Abdullah Maksus menyatakan, langkah penunjukan caretaker itu sudah tepat sebagai solusi untuk menghindari kevakuman dalam tubuh DPC PKB Kbaupaten Cirebon. “Caretaker ini harus membentuk kepengurusan yang definitif,” ujarnya. Terkait keinginan beberapa pihak untuk mengadakan msucablub, Maksus tidak melihatnya sebagai solusi saat ini. Pasalnya, untuk mengadakan Muscablub harus ada panitia yang bertanggungjawab kepada pihak lain. “Nanti kalau tidak ada caretaker atau pengurus definitif, terus ada muscablub, tanggung jawab panitia kepada siapa?” ucapnya. Meskipun demikian, rencana muscablub tetap didiskusikan, tetapi dengan formula yang minimal dalam menghindari konflik. “Ini langkah terbaik (caretaker),” pungkasnya. (ysf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: