Partenopei Dobel Rugi

Partenopei Dobel Rugi

\"timcup20152016-200px\"\"inter-napoli\"NAPLES - Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Itulah yang tepat menggambarkan yang dialami Napoli ketika melawan Inter Milan kemarin dini hari. Sudah kalah 0-2, mereka juga terancam kehilangan sang pelatih Maurizio Sarri dalam jangka waktu panjang. Penyebabnya, Sarri mengumpat ketika beradu mulut dengan pelatih Inter Roberto Mancini dalam laga di San Paolo kemarin dini hari. Sarri mengatakan fascina atau bisa diartikan sebagai homo. Rugi dobel bagi Napoli karena mereka juga tersingkir di perempat final Coppa Italia karena kemarin kemarin dini hari. Dua gol Inter dalam laga kemarin dihasilkan Stevan Jovetic pada menit ke-74 dan Adem Ljajic (92’). Laga yang dipimpin oleh wasit Paolo Valeri itu berjalan dalam tensi yang tinggi. Gelandang Napoli Dries Mertens diusir dari lapangan usai menerima kartu kuning kedua pada menit ke-88. Pelanggaran sebelumnya dilakukan Martens di menit ke-79. Nah, awal pertengkaran Sarri dan Mancini terjadi usai gol kedua Inter lahir di masa injury time. Kedua pelatih terlibat perang mulut di pinggir lapangan. Insiden ini membuat Mancini diusir oleh wasit Valeri semenit setelah gol kedua terjadi. Yang mengejutkan usai kemenangan yang didapat Inter, Mancini tak tertarik buat berkomentar soal penampilan timnya. ”Pria sepertinya tak layak mendapat tempat di sepak bola! Saya menanyakan soal masa injury time yang lama, namun Sarri malah memaki saya homo,” ucap Mancini kepada Rai Sport usai pertandingan. Pria berusia 51 tahun itu berani bersaksi jika perangkat pertandingan yang ada di pinggir lapangan itu mendengar semua pertengkarannya dengan Sarri. Namun, fourth official memilih untuk diam saja di sisi lapangan. ”Sarri berusaha mencari dan menemui saya untuk meminta maaf. Namun, seharusnya dia sangat malu buat menemui saya setelah ucapannya yang sangat tak layak itu,” ucap mantan pemain Sampdoria itu. ”Sarri adalah orang rasialis dan orang seperti itu seharusnya tidak dianggap dalam sepak bola,” lanjutnya. Sampai kemarin belum ada pengumuman resmi dari FIGC (Federasi Sepak Bola Italia) mengenai hukuman yang akan diterima Sarri. Namun, La Gazzetta dello Sport memperkirakan pria berusia 57 tahun itu akan dikenai sanksi antara dua sampai empat bulan dilarang mendampingi tim. Namun, seusai pertandingan FIGC sudah memulai penyelidikan atas sikap kasar dan tak senonoh dari Sarri itu. FIGC akan memanggil fourth official sebagai saksi kunci dalam insiden itu. Menurut regulasi FIGC pada artikel 11 menyatakan seseorang yang bertingkah laku atau melakukan diskriminasi baik secara langsung maupun tidak dan menyerang kepada orang lain soal ras, gender, maka akan dikenai hukuman. Dalam artikel 11 tersebut juga disebutkan jika terbukti melakukan kesalahan maka akan disanksi empat bulan. Juga hukuman itu disertai denda antara EUR 15 ribu (Rp 228 juta) sampai EUR 30 ribu (Rp 457 juta). Gara-gara tuduhan homophobic tersebut Sarri membela diri. Pria kelahiran Naples itu berusaha menjelaskam mengenai ungkapan kasarnya tersebut. Menurut Sarri, dia sangat marah setelah pengusiran Mertens dua menit sebelum pertandingan di masa waktu normal usai. Soal apa yang dikatakannya, Sarri mengaku khilaf. Seperti diberitakan Football Italia, Sarri tak menyangka jika Mancini akan sedemikian mempermasalahkan ”hal” yang biasa di lapangam. Di mana ketika timnya bermain, kedua allenatore di pinggir lapangan yang menunggui saling adu mulut. ”Saya kira usai wasit meniup peluit tanda pertandingan usai, semua selesai. Pelatih bersalaman dan selesai jugalah drama di lapangan,” tutur Sarri. Mantan bankir itu sudah meminta maaf tentang ucapannya yang tak sengaja terucap itu. Semuanya terjadi dengan cepat. Sarri juga secara langsung meminta maaf kepada kaum gay jika memang sikapnya menyinggung. Sebenarnya bukan kali ini saja Sarri tersandung masalah ucapan yang dianggap homofobia. Pada 2014 lalu, ketika menangani Empoli Sarri juga didenda EUR 50 ribu (Rp 754 juta) ketika timnya bertemu Varese di Serie B. Sarri ketika itu mengkritik permainan Varese yang terlihat klemar-klemer mengahdapi timnya yang banyak melakukan kontak otot. Sementara itu, kekalahan kemarin mengakhiri rentetan hasil positif Napoli di semua ajang. Terakhir kalah, Napoli dijegal Bologna pada 6 Desember lalu. Kemudian dalam tujuh laga di semua ajang, Napoli menang enam kali dan sekali imbang. Adapun buat Inter, kemenangan kemarin memungkasi hasil negatif Nerazzurri, julukan Inter, yang dalam dua laga terakhir di Serie A mengalami satu kalah dan satu imbang. (dra/tar/ham)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: