Tikus dan Angin Bikin Petani Merugi

Tikus dan Angin Bikin Petani Merugi

Sudah Dipanen sebelum Waktunya LEUWIMUNDING – Hama tikus dan angin kencang menyebabkan petani di Kabupaten Majalengka merugi. Petani di Desa Mirat, Desa Parungjaya, Desa Sepat, Kecamatan Leuwimunding, mengalami penyusutan hasil panen yang signifikan. Sedangkan petani di Desa Leuwikidang, Kecamatan Dawuan, terancam gagal panen karena sawahnya diterjang angin kencang. “Hasil panennya tidak memuaskan. Menyusut jauh mas,” ujar salah seorang petani di Desa Mirat, Jaja (70). Menurutnya, dari luas lahan seperempat hektare, biasanya bisa menghasilkan padi sebanyak satu ton. Namun, pada panen perdana ini produksi padi hanya delapan kuintal. ”Tapi Alhamdulillah, tikus tidak memakan semua tanaman padi. Jadi masih mendapatkan hasil, biar hasilnya sedikit,” ucapnya. Petani di Desa Parungjaya, Rum (60) mengungkapkan, petani terpaksa panen lebih awal. Pasalnya, hama tikus terus bertambah dan dikhawatirkan semakin merusak padi yang siap panen. “Kalau nggak dipanen sekarang, nanti nyusut lagi padinya,” katanya. Pantauan Radar di Desa Sepat, para petani juga terpaksa panen lebih awal. Hama tikus di kawasan ini juga cukup membuat petani kerepotan. Sementara itu, di Desa Leuwikidang, Kecamatan Dawuan, sebagian areal sawah rusak diterjang angin kencang. Akibatnya padi yang hampir menguning menjadi rebah dan terancam gagal panen. Meski terjangan angin kencang tersebut hanya menyerang sebagian areal perwasahan, namun para petani mengalami kerugian cukup besar. Sebab, hasil panen petani jauh dari harapan. Petani di Desa Leuwikidang, Saepudin (54) mengatakan, angin kencang menerjang persawahan mulai Sabtu (18/2). Sedikitnya satu hektare sawah rusak. “Padinya roboh semua. Ya kalau sudah begini ya rusak, jadi terpaksa dipanen sekarang,” katanya. Menurutnya, bila tanaman padi yang baru menguning itu tidak segera diselamatkan, kerugian yang dialami akan lebih besar. Sebab tanaman padi tersebut akan membusuk. Petani lainnya, Tolib (52) mengungkapkan, idealnya panen baru bisa dilakukan sepuluh hari mendatang. Sebab, kondisi padi saat ini baru saja menguning. “Mungkin sudah menjadi resiko bagi kami sebagai petani,” ucapnya, saat ditemui Radar di areal persawahan miliknya. Menurutnya, musibah angin kencang baru pertama kali terjadi. Kendati demikian, petani masih cukup beruntung karena tanaman padi yang hampir menguning itu masih bisa dimanfaatkan. “Kalau nggak cepat dipanen, nanti berubah warna jadi hitam. Mungkin bisa jadi lebih parah dan membusuk,” imbuhnya. (har)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: