BPJS Ketenagakerjaan Optimis Capai Target Rp246 T
JAKARTA-BPJS Ketenagakerjaan menargetkan pencapaian dana kelolaan tahun ini mencapai Rp246,52 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 20 persen dibanding perolehan dana kelolaan tahun lalu sebesar Rp206,06 triliun. “Kami optimistis tahun ini kinerja akan lebih baik. Apalagi perekonomian sudah mulai pulih dibandingkan tahun lalu yang terkena dampak perlambatan ekonomi. Kami akan bekerja keras untuk mencapai target dan memberikan manfaat lebih besar kepada pekerja,” jelas Kepala Urusan Komunikasi Eksternal BPJS Ketenagakerjaan Irvansyah Utoh Banja di Jakarta, Kamis (18/2). Utoh mengungkapkan, dengan target tersebut maka hasil investasi BPJS Ketenagakerjaan diharapkan bisa menembus angka Rp21,2 triliun. Jumlah tersebut meningkat 24 persen dibandingkan perolehan hasil investasi tahun 2015 yang hanya mencapai Rp17,7 triliun. Untuk kepesertaan aktif ditargetkan bisa mencapai 21,9 juta atau naik 15 persen dibandingkan jumlah kepesertaan tahun lalu sebanyak 19,1 juta. Dengan target kepesertaan tersebut, maka iuran tahun ini bisa mencapai Rp42,6 triliun atau tumbuh 17 persen dibanding tahun 2015 sebesar Rp36 triliun. “Dengan target pencapaian optimistis tersebut, manajemen BPJS Ketenagakerjaan langsung mengimplementasi strategi kerja untuk mendukung kinerja dan layanan yang lebih baik bagi pekerja,” tegas Utoh. Menurut Utoh, perlambatan ekonomi dunia membuat instrumen investasi sulit berkembang. Sejumlah instrumen investasi bergerak negatif di tengah tekanan pasar global sepanjang tahun lalu. Meski begitu BPJS Ketenagakerjaan mampu mendapatkan hasil investasi sebesar 9,09 persen di atas rata-rata industri. “Jadi, di tengah kondisi market yang menurun, BPJS Ketenagakerjaan masih meraih hasil investasi 9,09% atau cukup tinggi dibandingkan benchmark industry,” jelasnya. Sementara hasil pengembangan program Jaminan Hari Tua (JHT) mencapai 9,14 persen, program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) 8,38 persen dan Jaminan Kematian (JKM) 8,04 persen. Utoh menambahkan, dari hasil pengembangan program JHT tersebut, setelah dikurangi pencairan klaim JHT, dana operasional dan beban investasi, BPJS Ketenagakerjaan dapat memberikan imbal hasil sebesar 6,89 persen yang lebih besar dari rata-rata suku bunga deposito Bank Pemerintah. “Pencairan klaim JHT merupakan salah satu hal yang berdampak pada besaran imbal hasil kepada peserta karena pemberlakuan regulasi baru, yaitu PP No. 60 Tahun 2015 yang menyebabkan peningkatan klaim JHT secara signifikan,” kata Utoh. Sementara dalam meningkatkan kinerja dan layanan operasional, BPJS Ketenagakerjaan juga siap menjalankan Operational Excellence. “Operational Excellence membutuhkan komitmen kuat dari semua pihak, baik pemerintah, karyawan BPJS Ketenagakerjaan serta lembaga-lembaga terkait di tengah perubahan regulasi dan tantangan yang berkembang di masyarakat,” ujar Utoh. Pada awal 2016, BPJS Ketenagakerjaan melakukan penataan organisasi dengan mengisi jabatan yang kosong dengan menempatkan karyawan terbaik. “Pada bulan ini ada sekitar 5 (lima) Kantor Cabang telah diisi oleh pejabat Kepala Kantor Cabang baru dan jabatan lainnya untuk mengganti karyawan yang memasuki usia pensiun,” jelasnya. (len/adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: