F1, Ferrari Dominan Hari Pertama
Hari Cerah, Banyak Masalah Ban SHANGHAI – Balapan seri ketiga Formula 1 di Shanghai bakal menawarkan pertempuran sengit antara dua tim besar saat ini. Ferrrari dan Mercedes. Dominasi Mercedes pada dua balapan pembuka bisa jadi akan terpatahkan besok. Sesi latihan hari pertama kemarin (15/4) cukup memperlihatkan potensi Ferrari. Bukan hanya sebagai penantang, tapi memang calon juara. Dari hasil kombinasi latihan bebas hari pertama, dua driver Ferrari menguasai posisi teratas. Kimi Raikkonen membukukan waktu terbaik 1 menit 36,896 detik, disusul Sebastian Vettel dengan selisih tipis 0,109 detik. Raikkonen menjadi satu-satunya pembalap yang mampu menembus benchmark di bawah 1 menit 37 detik. Di posisi ketiga, mengintip pilot Mercedes Nico Rosberg dengan torehan waktu terbaik 1 menit 37, 005 detik. Disusul rekan setimnya, Lewis Hamilton, dengan interval 0,196 detik. Namun waktu Hamilton terbentang nyaris setengah detik dari Raikkonen. Soal hasil tersebut Raikkonen merasa masih belum mencapai potensi maksimal. \'\'Mungkin angin atau apa yang bikin sesi hari ini agak tricky. Tapi secara umum aku mengalami kesulitan. Terutama menemukan cengkeraman ban yang pas,\'\' papar Raikkonen. \'\'Mobil sering sliding. Tapi ketika aku menggunakan supersoft, kecepatanku jauh lebih baik, grip juga bagus,\'\' imbuhnya. Vettel, di sisi lain, tidak merisaukan posisinya di hari pertama kemarin. Karena menurutnya, yang perlu dikejar adalah feeling di atas mobil. \'\'Malam ini kami punya PR banyak karena trek ini agak brutal pada permukaan ban,\'\' jelas pembalap Jerman itu. Kalaupun balapan besok benar-benar menjadi pertempuran antara Mercedes dan Ferrari, maka duel tidak akan terjadi secara seimbang. Sedikit njomplang, karena Hamilton harus start mundur lima posisi akibat mengganti girboks lebih cepat dari seharusnya. Selain itu, performa Hamilton sendiri pada dua sesi latihan tidak terlalu baik. Tiga kali pembalap Inggris itu mengalami melintir dan terseret keluar trek karena kehilangan kontrol mobil. Memang pada sesi latihan hari pertama biasanya para pembalap menggeber habis-habisan mobilnya untuk menemukan limit performa mesin hingga batas maksimal. Namun tiga kali insiden dalam sehari bukan hal lumrah bagi juara dunia tiga kali tersebut. Meski sedikit tidak imbang, Mercedes tetaplah tim yang punya rekor dominasi dalam dua musim terakhir. Dominasi tersebut masih tampak pada sesi latihan pertama, ketika Rosberg dan Hamilton menjadi yang tercepat. Di sesi itu hanya Vettel yang mampu menjaga jarak di bawah satu detik di belakang Rosberg. Sedangkan Raikkonen di posisi kelima, berjarak 1,118 detik dari jawara di dua seri pembuka tersebut. Semua waktu terbaik para pembalap teratas dicatat ketika menggunakan ban supersoft, ban dengan kompo paling lunak dan tercepat di antara pilihan lainnya. Nah, setelah melakukan usaha pertama menggunakan ban soft, nyaris semua pembalap mengganti bannya dengan supersoft untuk melakukan simulasi kualifikasi. Artinya, jika kualifikasi dilaksanakan kemarin, Ferrari pasti berjaya. Namun, berbeda dengan cuaca kemarin yang cerah ceria, hari ini diprediksi hujan. Hujan di Shanghai memang tidak pernah deras, tapi bisa jadi lama. Jadi hari ini kemungkinan ban yang dipakai adalah intermediate dan wet. Buntutnya, jalannya kualifikasi tidak mudah diprediksi. Free practice kemarin diwarnai insiden yang melibatkan sejumlah pembalap. Pada sesi pertama, pembalap Williams-Mercedes Felipe Massa dua kali mengalami pecah ban. Dua-duanya terjadi pada roda kiri bagian belakang. Dari hasil investigasi menyebutkan bahwa pecahnya ban tersebut akibat masalah setting pada suspensi. Persoalan serupa menimpa pembalap Renault Kevin Magnussen. Ban belakang kiri yang pecah. Akibatnya, pembalap Denmark tersebut tidak bisa ikut latihan bebas kedua karena tim harus memperbaiki mobilnya agar bisa kembali diturunkan hari ini. \'\'Kami harus menahan diri dan tidak menurunkan mobil Kevin di sesi latihan kedua,\'\' terang Bos Renault, Frederic Vaasseur. Dari hasil pemeriksaan awal, Vasseur memastikan bahwa insiden itu disebabkan karena kerusakan suspensi. Hasil investigasi kedua tim diperkuat dengan pernyataan resmi Pirelli bahwa pecahnya ban Massa dan Magnussen tidak ada kaitannya dengan kontruski ban. \'\'Hal itu terjadi lebih karena masalah pada mobil,\'\' kata perwakilan Pirelli. Tapi sebaiknya, Pirelli tetap mendengarkan keluhan pembalap. Driver Haas Romain Grosjean menyebut ban depannya sangat keras, hingga terasa seperti sepotong kayu. \'\'Kurasa tekanan ban Pirelli sangat konyol. Mobil jadi susah dikendarai, rasanya seperti menyetir di atas trek berlumur oli,\'\' omelnya. Grosjean merinci, ketika keluar dari garasi, tekanan ban depan mencapai 23 psi sedangkan ban belakangnya 21,5. Pada era Michelin, tekanannya hanya 15 atau 13 psi. Sementara pada 2012 sekitar 16-18 psi. \'\'Sekarang bayangkan kita mengemudi dengan tekanan ban sangat tinggi. Kayak mobil biasa. Bukan mobil balap,\'\' tandas pembalap Prancis itu kesal. (cak/na)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: