Warga Pulobaru Selatan Geram, Siap Lawan Bandar Obat
CIREBON- Praktik peredaran obat-obatan farmasi jenis trihex dan tramadol yang diselewengkan di Kp Pulobaru Selatan, Kota Cirebon, ternyata sudah berlangsung lama. Bisnis gelap itu sudah berjalan hampir lima tahun. Sang bandar pun tak kalah nyaman. Hasil berjualan obat-obatan tersebut membuat salah satu bandar, TM, konon kini sudah kaya raya. Ketua RW 07 Pulobaru Selatan, Nilawati, mengatakan bandar berinisial TM semula tidak punya pekerjaan tetap. Kehidupan TM berubah drastis setelah menjual obat-obatan itu. Pengurus kampung, kata Nilawati, tak pernah diam. Beberapa kali para bandar tersebut sudah diperingatkan. Bahkan beberapa kali polisi sempat melakukan penggerebekan. Entah mengapa, seperti tak ada efek jera. “Ini mungkin puncaknya (penggerebekan kemarin, red). Sudah kita ingatkan, kita juga gerah. Terima kasih bapak-bapak polisi yang kemarin datang dan menangkap para pelakunya. Mudah-mudahan setelah ini situasi Pulobaru jadi kondusif,” tutur Nilawati saat dijumpai di Baperkam RW 07, kemarin. Dijelaskan Nila, di wilayah tersebut ada tiga bandar yang ia kenal. Yakni TM, BD dan BR. Untuk bandar yang paling lama, menurut Nilawati, adalah TM. TM sendiri saat ini berada di dalam tahanan Polres Cirebon karena terlibat judi sabung ayam. “Ada anak buahnya yang menjalankan. Sistemnya sudah jalan. Walaupun bandarnya tidak ada, praktiknya tetap jalan,” imbuhnya. Nilawati yang sudah menjabat ketua RW dua periode tersebut mengaku kendala utama yang dihadapai pengurus kampung adalah menghadapi sosok TM. TM, kata Nilwati, seperti tak mempan jika dinasehati. Bahkan berulangkali menyebutkan ada oknum di belakang TM. “Yang bilang dia sendiri. Katanya punya beking. Saya juga gak tahu bekingnya siapa. Tapi kan bisa dianalisa sendiri. Praktiknya sudah lima tahun dan belum tersentuh,” paparnya. Pernah suatu ketika rumah Nilawati diontrog oleh TM. Itu terjadi ketika Nilawati memperingatkan anak TM yang kedapatan menjual obat-obatan kepada beberapa anak sekolah. Saat itu TM memperingatkan agar Nilawati tak ikut campur urusannya. “Tapi kalau sudah begini, warga sudah sepakat, kalau ada transaksi, warga yang nantinya akan bertindak. Kita gak mau nama kampung kita rusak oleh oknum warga. Dia yang makan nangkanya kita yang kenah getahnya,” tegasnya. Sementara itu, dari 11 warga yang diamankan polisi saat penggerbekan kemarin, tiga remaja masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Cirebon Kota sementara sisanya dilepaskan karena tak terbukti terlibat. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: