Konsep Pasar Balong Seperti Apa, Masih Dibahas

Konsep Pasar Balong Seperti Apa, Masih Dibahas

PEKALIPAN – Pasar Balong menjadi salah satu aset milik Perumda Pasar yang belum dikembangkan. Ada berbagai usulan masuk. Diantaranya sebagai sentra pakaian, kantong parkir dan pusat Pedagang Kaki Lima (PKL). Dari tiga pilihan itu, masing-masing memiliki kepentingan dan keinginan. Perumda Pasar sendiri selaku pengelola Pasar Balong, akan menjadikan sentra pakaian seperti Tanah Abang. Persoalan kemacetan di Jalan Pekalipan dan sekitarnya, menjadi salah satu penanganan yang dilakukan Pemerintah Kota Cirebon. Melalui Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi (Dishubinkom), langkah untuk mengurai kemacetan dilakukan dengan beberapa cara. Diantaranya membuang kantong parkir. Kepala Bidang Lalu Lintas Dishubinkom Syaroni ATD MT mengatakan, kantong parkir berfungsi sebagai pengurai kemacetan akibat penyempitan jalan yang sebagian dipakai parkir kendaraan bermotor. Penanganan kemacetan lalu lintas tidak hanya persoalan parkir. Namun, dengan adanya kantong parkir diharapkan dapat meminimalisir kemacetan tersebut. Untuk kantong parkir, Dishubinkom menilai ada beberapa titik lokasi yang dapat dilakukan. Salah satunya Pasar Balong yang selama ini tidak dimanfaatkan secara optimal. “Pasar Balong  bisa menjadi kantong parkir. Khususnya untuk kendaraan di Jalan Pekalipan dan sekitarnya,” ucap Syaroni, kepada Radar, Rabu (20/4). Meskipun demikian, tetap perlu ada kajian yang komprehensif untuk itu. Pada sisi lain, Bappeda Kota Cirebon memiliki rencana untuk menjadikan kantong PKL pada beberapa titik. Seperti Gunung Sari dan wilayah Pasar Balong. Kepala Bidang Fisik dan Lingkungan Bappeda Arif Kurniawan ST mengaku, rencana tersebut sudah pernah dibahas secara internal. Hanya saja, untuk kepastiannya menjadi Pasar Balong sebagai kantong PKL perlu ada kajian menyeluruh. Wacana menjadikan Pasar Balong sebagai kantong parkir maupun PKL harus sesuai dengan tata ruang kota yang tertuang dalam Perda Rencana Tata Ruang Tata Wilayah (RTRW) maupun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang belum selesai. Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Cirebon, Tommy Sofianna mengatakan, Pasar Balong merupakan salah satu aset besar dengan potensi optimal. Dalam kurun waktu tahun 1990, Pasar Balong menjadi primadona dan rujukan seluruh elemen masyarakat di wilayah III Cirebon. Masa kejayaan ini dapat terulang. Dengan lokasi yang strategis, Pasar Balong harus segera dimanfaatkan. “Kalau mampu, kelola sendiri saja,” ucapnya. Namun, bila ada investor yang menginginkan pengelolaan Pasar Balong, hal itu jauh lebih baik. Politisi Gerindra ini menyesalkan Pasar Balong sudah terlalu lama tidak dimanfaatkan secara optimal. Meskipun masih ada beberapa pedagang, tetap saja belum dapat meramaikan suasana seperti era kejayaannya. Ada beberapa masukan. Diantaranya menjadikan Pasar Balong sebagai kantong parkir utama wilayah sekitarnya yang sangat macet sejak pagi sampai sore. Namun, Tommy menilai akan lebih baik Pasar Balong dikelola dengan bentuk model lain. Seperti pusat perbelanjaan hingga pasar tradisional tematik. Terpenting, pengembangan Pasar Balong harus pula didukung dengan infrastruktur memadai. Tujuannya, pasar yang dulu menjadi ikon Kota Cirebon ini kembali menjadi magnet bagi masyarakat. Prinsipnya, lanjut Tommy Sofianna, dewan memiliki semangat yang sama dengan eksekutif dalam menggali segala potensi yang ada di Kota Cirebon. Untuk Pasar Balong akan menjadi seperti apa, dia menyerahkan hal teknis kepada Perumda Pasar. Dia meyakini, ada kajian secara komprehensif sebelum menentukan arah kebijakan pembangunan dan peruntukan Pasar Balong. Tommy berharap, tahun 2016 ini seluruh pasar yang ada di Kota Cirebon bergerak maju memberikan PAD. Pada akhirnya, arah pembangunan semakin baik. (ysf)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: