JG Mengaku Kaget Namanya Ada di Panama Papers

JG Mengaku Kaget Namanya Ada di Panama Papers

CIREBON- Penelurusan terhadap alamat-alamat yang tercantum di dokumen offshore leaks International Consortium Investigative Journalist (ICIJ) atau yang menjadi cikal bakal Panama Papers, membuahkan hasil. Informasi awal terkait dua alamat yang terdaftar sebagai korespondensi dengan sebuah offshore di Cooks Island, New Zealand yakni Jl Siliwangi dan Jl Pulasaren, akhirnya mengerucut kepada JG. Seperti diketahui, nama JG sendiri muncul di dokumen offshore leaks sebagai beneficiary. Menurut Glossary ICIJ, beneficiary adalah penerima manfaat dari investasi perusahaan perlindungan aset yang beryuridifikasi di Cooks Island. Kemarin, pertemuan Radar dengan JG diawali dari informasi pemilik rumah di Jl Pulasaren. Meski berada di jalan utama, rumah asri tersebut cukup sulit ditemukan. Pasalnya, penomoran di Jl Pulasaren tidak berurutan. Dari keterangan pemilik rumah yang enggan diungkap identitasnya, rumah berarsitektur art deco itu sudah empat kali berganti kepemilikan. Pemilik pertama adalah seorang pria berkebangsaan Belanda. Namanya Van Den Bosh. Rumah itu sempat dikontrak oleh JG untuk menjadi tempat praktik, karena ketika itu JG masih aktif sebagai dokter sekitar tahun 1990-an. Statemen ini cocok dengan waktu pembukaan offshore di Cook Island yakni, Juni 1994. Kemudian rumah itu dibeli pengusaha yang tinggal di Jl Kesambi, sebelum akhirnya dibeli pemilik terakhir sekitar tahun 2000-an. “Jadi bukan saya yang dimaksud dalam dokumen Panama Papers itu,” ucap lelaki paruh baya tersebut. Meksi begitu, dia mengenal sosok DG dan JG. Kemudian memberi alamat domisili JG di Kecamatan Harjamukti. Untungnya menemukan kediaman JG tidak sulit, karena lokasinya berada di jalan utama. Rumahnya terlalu sederhana untuk seseorang yang memiliki offshore di Cook Island. Hanya ada dua mobil kelas multi purposed vehicle (MPV) di pekarangannya. Dua mobil tersebut terpakir tak beraturan. Rupanya, JG baru saja beristirahat. Kendati demikian, kedatangan wartawan koran ini tetap diterima dia bersama istrinya. Kediaman JG cukup rimbun dengan pepohonan, sehingga tanpa pendingin udara suhu di ruang tamu yang ukurannya tak sampai 3x3 meter itu tetap sejuk. “Coba jelaskan, apa maksudnya Panama Papers itu?” tanya JG mengawali perbincangan. JG mengaku heran dengan nama dirinya dan kakaknya DG (alamat Jl Siliwangi) yang terseret dalam dokumen firma hukum internasional tersebut. Berulang kali JG mengungkapkan sangkalannya atas dokumen tersebut. “Saya ngurus pajak online (SPT online, red) saja nggak ngerti, gimana mau punya offshore di Cook Island?” tuturnya. JG juga terkaget-kaget melihat nama anggota keluarganya berada di dokumen perusahaan tersebut, apalagi sebagai penerima manfaat. “Ini ponakan saya, kalau ini sepupu saya,” ucap JG menunjuk nama JOH dan JLS yang ada di daftar beneficiary. JG buru-buru minta dikirimi dokumen yang dimiliki wartawan koran ini. Dia ingin melakukan klarifikasi kepada keluarga besarnya. “Saya ini nggak tahu apa-apa. Saya akan kirim dokumen-dokumen ini ke Amerika, saya juga butuh penjelasan,” katanya, berapi-api. Didampingi istrinya, JG lalu mengeluarkan smartphone. Melalui aplikasi pesan instan WhatsApp, dia mengirim terbitan koran Radar Cirebon edisi 22 April ke grup Oen\'s Family yang berisi seluruh anggota keluarganya. Dia juga mengirim koran itu ke Amerika Serikat, tempat keponakannya menetap. “Saya butuh penjelasan, anaknya Pak DG itu kan ditulis sebagai pemiliknya. Makanya saya juga mau tahu, kenapa nama saya bisa muncul di Panama Papers,” tuturnya, seraya meminta namanya tetap ditulis inisial untuk melindungi privasi atas dirinya. Diungkapkan pensiunan PNS dokter ini, DG memang memiliki anak yang tinggal di Amerika Serikat. Hanya saja, JG tak mengonfirmasi ketika Radar menyebut RL yang berposisi sebagai master client di entitas offshore tersebut. “Saya butuh informasi. Saya benar-benar tidak tahu dan tidak ada kaitannya,” tandas dia. Di akhir perbincangan, JG yang selalu antusias itu lantas berharap persoalan ini tidak menggangu aktivitasnya sehari-hari. Sebab, dia kerap berhubungan dengan banyak orang. “Tadi pagi (kemarin, red) saja ada yang telepon. Dia yang pertama ngasih tahu saya ada di koran,” tuturnya. (yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: