Investor Pasar Balong Tidak Jadi Mundur

Investor Pasar Balong Tidak Jadi Mundur

KEJAKSAN – Kabar batalnya investor Pasar Balong melakukan revitalisasi, ternyata dibantah Direktur Perusahaan Daerah (Perumda) Kota Cirebon, Darwin Windarsyah SE MM. Kendati demikian, Darwin enggan membuka, apakah investor yang satu ini stok baru. Atau, stok lama. \"Kata siapa? Masih tetap ada investor,\" kata Darwin, kepada Radar, Selasa (10/5). Darwin menambahkan, Perumda Pasar sudah mengajukan fasilitasi kepada Asisten Daerah Pemerintah Kota Cirebon, agar mengumpulkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) agar bisa bertemu dengan direksi Perumda Pasar dan investor. Dalam kesempatan tersebut, investor akan menjelaskan secara rinci dan detail rencana pengembangan Pasar Balong. Setelah pertemuan itu, diharapkan ada kesepahaman pemanfaatan Pasar Balong. Agenda pertemuan tersebut dijadwalkan dalam waktu dekat. Untuk memorandum of understanding (MoU) kerjasama, ujar Darwin, baru akan dilakukan setelah Idul Fitri. Setelah itu langsung dilanjutkan tahap pembangunan dan revitalisasi Pasar Balong. Sementara terkait pemanggilan pihaknya yang dilakukan oleh DPRD Kota Cirebon, Darwin menegaskan, Perumda Pasar siap hadir. Hanya saja, belum ada undangan tertulis dari DPRD terkait pertemuan itu. \"Siap kalau dipanggil. Kita akan datang,\" tukasnya. Di tempat terpisah, Fraksi Partai Nasdem justru menyarankan Perumda Pasar mengelola sendiri pasar Balong tanpa harus melibatkan pihak ketiga. Sekretaris Fraksi Nasdem, Ir H Watid Sahriar menilai, Perumda Pasar selalu bergantung kepada investor setiap kali melakukan revitalisasi pasar. Padahal, sebagai perusahaan daerah milik pemkot seharusnya mandiri dengan membangun sendiri pasar-pasar yang memang menjadi asetnya. “Tidak ada uang? Ngajuin dong ke bank. Sekelas Perumda Pasar ya pasti di-acc sama bank. Investor itu, ya pasti duitnya juga dari bank,” tandasnya. Dengan keterlibatan investor, kata Watid, Perumda Pasar terkesan hanya mampu menarik retribusi, tapi tidak mampu mengelola pembangunan pasar.  “Coba dulu, harus kreatif dan smart dong,” sarannya. Justru Watid beranggapan, sumber daya manusia (SDM) Perumda Pasar yang tidak siap dengan pengelolaan pasar secara mandiri. Dia memberi contoh Perumda Bank Cirebon yang bisa memberi kontribusi PAD hingga Rp1,5 miliar. Kontribusi itu jauh melampaui PDAM dan perumda lain milik pemkot. Keberhasilan Perumda Bank Cirebon, seharusnya menginspirasi perumda lain. Bahkan kalau perlu, perumda di Kota Cirebon membentuk konsosrium untuk pembiayan dan pembangunan infrastruktur. Seperti yang dilakukan perumda di daerah lain. Soal peruntukan Pasar Balong, Watid punya pandangan sendiri. Perlu jalan tengah antara kebutuhan parkir dan pasar sandang. Idelanya, lantai satu Pasar Balong digunakan untuk parkir sementara pedagang menempati latai dua, tiga dan empat. Hal itu, meniru konsep mall atau pasar sandang lainnya. Dengan kondisi Perumda Pasar dan SKPD yang di bawah pemkot, seharusnya ada kesamaan persepsi. Termasuk dalam hal penanganan kemacetan di Jalan Pekiringan. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: