Di Bongas, Tengkulak Lebih Agresif dari Bulog

Di Bongas, Tengkulak Lebih Agresif dari Bulog

BONGAS - Program penyerapan gabah petani oleh Bulog (Sergap) di wilayah Kabupaten Indramayu sepertinya bakal menuai kendala. Selain karena disparitas harga, program ini didera black campaign atau kampanye hitam oleh pesaing yakni para tengkulak. Mereka menyebar informasi kurang mengenakkan agar petani tidak menjual gabahnya kepada Bulog. Seperti harganya yang lebih rendah, gabah harus berkualitas baik dan Bulog juga tidak membayar secara kontan setiap gabah yang dibeli dari petani. Ujung-ujungnya petani akhirnya memilih menjual hasil panen padinya kepada tengkulak. “Di lapangan faktanya seperti itu, tengkulak lebih agresif membeli gabah sampai datang ke rumah-rumah petani bahkan ketika tanaman padi belum dipanen,” ungkap Mama, tokoh petani asal Kecamatan Bongas, kepada Radar, Selasa (9/5). Sejatinya lanjut dia, hal itu bukan kampanye hitam mengingat kenyataan yang terjadi benar adanya. Bulog berpatokan pada HPP yang menurut petani belum memberikan keuntungan signifikan yakni sebesar Rp3.700/kg berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015. Berbeda jika dijual ke tengkulak yang menerima gabah dengan kualitas rendah sekalipun namun tetap harganya lebih tinggi berkisar Rp4.000-4.400/kg. Dengan begitu, petani bakal memperoleh keuntungan yang cukup besar. Di sisi lain, untuk saat ini petani lebih memilih menyimpan hasil panen padi untuk persiapan menghadapi bulan puasa, lebaran serta tahun ajaran baru. “Jadi akan sulit program Sergap ini kalau harga patokan Bulog tidak dievaluasi minimal sama seperti harga yang ditawarkan tengkulak. HPP perlu fleksibel berdasarkan waktu dan situasi pasar,\" sarannya. Sebelumnya, tokoh petani asal Kecamatan Anjatan, H Ato Sugiarto menyarankan agar Bulog menggencarkan operasi pasar untuk mengendalikan harga beras maupun gabah. Dengan cara ini, otomatis harga gabah bisa turun sesuai HPP. Upaya ini dilakukan karena dia meyakini Bulog tidak akan mau membeli gabah kering panen (GKP) petani sesuai harga pasaran. Berdasarkan pengalaman, patokan harga pasaran gabah maupun beras di Kabupaten Indramayu bergantung pada standar harga yang berlaku di Pasar Induk Beras Cipinang. Jika harga beras di sana tinggi, demikian pula harga gabah di Indramayu. Pun juga sebaliknya. (kho)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: