EURO 2016, Jalan Mulus Prancis
PARIS – Kembali ke podium juara Euro 2016 tidak akan susah lagi bagi Timnas Prancis. Di Paris, Les Bleus –julukan Prancis– sudah dihadapkan dengan jalan termudah untuk mengulangi prestasinya pada Euro 2000 silam di Belgia-Belanda. Minimal, Prancis sudah satu kaki melepaskan diri dari persaingan di fase Grup A. Pasalnya, tidak ada Jerman, Inggris, atau Italia, negara-negara besar yang menghalangi langkah Prancis di fase grup. Sebaliknya, hanya negara-negara yang kerap menjelma menjadi underdog seperti Swiss, Rumania, dan Albania pesaing Prancis di Grup A. \'\'Sekarang, tidak ada lagi jalan sulit di depan kami, dan saatnya untuk merintis juara,\'\' koar bek Prancis, Patrice Evra, dalam wawancaranya dengan Telefoot. Bukan hanya grup yang mudah jalan lapang Prancis untuk diunggulkan untuk lolos ke 16 bcesar sebagai juara grup. Bagusnya tren Prancis ketika menjalani major tournament sebagai tuan rumah bisa menjadi kekuatan tambahannya. Dua kali Prancis menjuarai major tournament, dua kali pulalah gelar tersebut didapatkan di depan publiknya sendiri. Di Euro, Prancis menjuarai Euro 1984 saat berlangsung di negaranya sendiri. Setali tiga uang sewaktu mengangkat trofi Jules Rimet pada Piala Dunia edisi 1998 silam. Itu pun juga berlangsung di negaranya sendiri. \'\'Saya tidak tahu apa yang terjadi tahun ini. Akan tetapi, saya tidak ingin mengakhiri karir saya tanpa memenangkan gelar bagi Prancis,\'\' lanjut bek Juventus itu. Evra jadi satu di antara bintang tua di tengah bintang-bintang muda Prancis yang dibesut Didier Deschamps. Secara kekuatan, dari bawah mistar hingga lini depan Prancis diisi pemain-pemain on fire sepanjang musim 2015-2016 kemarin bersama klubnya masing-masing. Termasuk Antoine Griezmann yang mampu membawa Atletico Madrid melaju hingga final Liga Champions, akhir pekan lalu (29/5). Selain Griezmann, adanya nama-nama seperti Hugo Lloris, N\'Golo Kante, Dimitri Payet, Paul Pogba, dan Anthony Martial tidak menjadi alasan bagi fans Prancis untuk optimistis gelar juara Euro-nya yang ketiga sudah di depan mata. Di atas kertas, dengan kekuatan seperti itu maka Swiss, Rumania, dan Albania bukanlah lawan sepadan Prancis. Apalagi, Albania yang baru tahun ini mampu melangkah ke babak utama Euro sepanjang histori di negara Semenanjung Balkan itu. Artinya, Hugo Lloris dkk tinggal mengamankan poin sempurnanya dari Swiss dan Rumania. Mudahkah itu? Dari sisi tradisinya selama mengikuti turnamen antara negara Eropa itu, Rumania tidak secemerlang Prancis. Tricolorii –julukan Timnas Rumania– bahkan hanya mampu sekali melangkah sampai ke babak perempat final dari empat kali partisipasi sebelumnya. Meski demikian, skuad yang dibesut oleh pelatih bertangan dingin seperti Anghel Iordanescu datang ke Prancis tidak dengan label sekadar lolos dari fase kualifikasi. Sebaliknya, Rumania selama kualifikasi lalu belum tersentuh satu pun kekalahan dalam sepuluh laganya. Status Vlad Chiriches dkk pun dapat disejajarkan dengan negara-negara seperti Inggris, Italia, dan Austria yang terbang ke Prancis tanpa noda kekalahan. Sayangnya rekor superior itu tidak berlanjut dalam lima laga uji coba terakhirnya. Rumania jeblok dengan hanya mencatatkan satu kemenangan dari lima kali menjalani laga uji cobanya. Akhir pekan lalu WIB (30/5), Rumania bahkan tumbang di tangan Ukraina dengan skor 3-4. Anjloknya performa Rumania itulah yang kemudian memengaruhi rumah bursa di Eropa untuk tidak mengunggulkan Rumania mendampingi Prancis sebagai runner-up. Mentok, Rumania pun diprediksi bisa meloloskan diri ke 16 besar melalui slot peringkat ketiga terbaik. Sementara, posisi di runner-up besar kemungkinannya akan diambil alih oleh La Nati, julukan Timnas Swiss. Dasarnya, performa Stephan Lichsteiner dkk tengah menanjak pasca melaju ke perempat final Piala Dunia 2014 silam. Dari sisi komposisi, kedalaman skuad yang dibawa pelatih Vladimir Petkovic pun bisa menjadi sinyal bahaya bagi Prancis apabila terlalu meremehkan. Hampir 60 persen dari komposisi pemain yang dibawa Petkovic ke Euro 2016 kali ini pernah menyulitkan Argentina sebelum akhirnya tersingkir dari fase perempat final melalui babak perpanjangan waktu. Dilansir dari Four Four Two, attacking midfielder Swiss Xherdan Shaqiri mengakui tidak akan mudah mengejutkan Prancis. Pengalaman di Brasil lalu Swiss dihancurkan Prancis-nya Deschamps di fase grup dengan skor 2-5. \'\'Tapi, itu dulu. Berbeda dengan saat ini, saat ini tim kami jauh lebih kuat,\'\' klaim pemain Stoke City tersebut. Sama seperti Rumania. Swiss pun berangkat ke Prancis dengan rekor yang tidak kalah jeleknya. Persentase kekalahannya dari lima laga uji coba terakhir setelah kualifikasi Euro 2016 dapat mencapai di angka 80 persen. \'\'Semua itu tidak akan terjadi kalau kami memainkan strategi dengan sempurna, di situ tidak akan ada yang mampu menghentikan kami,\'\' tutur Shaqiri. Lalu, siapa yang lebih layak untuk mendampingi Prancis sebagai runner-up? Dengan konfiden, Shaqiri menyebut Swiss lah yang lebih layak untuk status tersebut. \'\'Saya rasa kami dan Prancis yang akan lolos dari fase grup, dan Prancis tetaplah favorit untuk menjadi juara di Grup A,\'\' imbuh pemain yang pernah merumput di Bayern Muenchen dan Inter Milan tersebut. Albania bisa menjadi pembuyar ambisi kedua negara tersebut. Entah Rumania ataupun Swiss. Di Euro kali ini, Albania menjadi salah satu dari lima negara debutan Euro. Tidak perlu lagi menengok kekuatan tim asuhan Gianni De Biasi itu dalam kualifikasi Euro 2016. Rekor sekali kalahnya di dalam empat laga uji coba menyiratkan Albania sedang merangkai kekuatan. (ren)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: