Program Beras Murah, Toko Tani Kewalahan
KUNINGAN - Respons dari masyarakat terhadap beras murah yang dijual melalui Toko Tani sangat luar biasa. Beras dengan kualitas premiun yang dijual Rp7.500 per kilogram itu selalu ludes terjual. Saking banyaknya pembeli, penjual terus-terus memesan kepada gapoktan. Program beras murah ini dijual melalui Toko Tani Indonesia. TTI merupakan salah satu program pemerintah pusat yang ditunjukan untuk mengantisipasi gejolak harga pangan khususnya beras. “Pembeli sangat banyak saya sampai kewalahan. Beberapa kali sempat tidak jual karena barang belum dikirim,” ucap pemilik Toko Sinar Emas Yuyun Yuliani, belum lama ini. Menurut Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kuningan Drs H Sadudin MSi yang didampingi Kepala Bidang Ketahanan Pangan Lya Priliyawati SPt MP membenarkan, respons dari konsumen sangat luar biasa. Dengan harga Rp7.500 semua warga bisa menikmati beras dengan kualitas bagus. “Kami inginnya beras murah ini dijual bukan di toko saja namun penjual jemput bola, terutama di tempat terbuka atau pun pada acara CFD,” ucap Sadudin. Diterangkan, TTI menampung dan memasarkan produk hasil pertanian/gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang memenuhi persyaratan dan diikat dengan perjanjian kerja sama. Di Kabupaten Kuningan pelaksanaan program pengembangan usaha pangan masyarakat dilakukan oleh Gapoktan Mekarwangi Desa Sindangsari Kecamatan Sindangagung. Gapoktan ini diketuai oleh H Momon Ma\'mun. Mereka telah mulai memasok beras ke TTI Sinar Beras yang beralamat di Pasar Baru Kuningan sebanyak kurang lebih 1 ton. Adapun ukuran kemasan 2 kilogram dengan harga jual konsumen sebesar Rp7.500/kg. Selanjutnya kata dia, pasokan Gapoktan Mekarwangi juga akan memasok ke TTI Aneka Usaha yang berlokasi di Desa Bojong Kecamatan Kramatmulya dengan ukuran kemasaan 2 kilogram dan 5 kilogram. Diharapkan dengan kegiatan Bazar Murah Toko Tani Indonesia, harga pangan khususnya beras di Kuningan akan stabil. Kemudian, di sisi lain para petani khususnya pedagang serta konsumen mendapatkan keuntungan dan menuai berkah. Diterangkan, untuk Kuningan sendiri alokasi dari pemerintah pusat Rp200 juta. Dana tersebut 70 persen dibelikan gabah dan 30 persen untuk biaya operasional. Untuk toko sendiri lanjut dia, mendapatkan keuntungan Rp200/kilogram. Mereka dilarang menjual di atas harga ketentuan. Sebab, mereka sudah diberikan alokasi keuntungan. “Maksimal konsumen membeli 2 kilogram perhari. Beras ini bebas untuk semua kalangan. Namun, dipriostitaskan warga kurang mampu,” jelasya. Sadudin menerangkan, dana Rp200 juta itu harus terus berputar sehingga warga terus terpenuhi kebutuhan panggannya. Ia menginginkan ada penambahan dana dari alokasi APBD Kuningan, sehigga akan banyak titik yang bisa menjual beras murah ini. “Saya ingin bukan hanya di dua titik tapi di beberapa titik. Mudah-mudahan dalam perubahan anggaran bisa teralisasi,” ucap mantan kepapa BPPT Kuningan.(mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: