Edi Tolak Tanda Tangan Bila PDIP Tak Kebagian

Edi Tolak Tanda Tangan Bila PDIP Tak Kebagian

KEJAKSAN - Ketua DPRD, Edi Suripno MSi, tak mau kehilangan muka. Sebagai runner-up di pemilihan walikota dan salah satu pemilik jumlah kursi terbanyak di parlemen, kabarnya Edi berusaha memaksakan anggota Fraksi PDIP untuk memimpin salah satu alat kelengkapan DPRD. Pasalnya, dalam kocok ulang AKD, Fraksi PDIP terancam tidak kebagian jatah. Bahkan Edi disebut-sebut mengancam tidak akan tanda tangan bila komposisi AKD tidak sesuai dengan keinginannya. “Pak ketua tidak mau tanda tangan kalau komposisi AKD tidak sesuai dengan keinginannya,” kata salah satu anggota DPRD dari fraksi ternama di DPRD, Kamis (21/7). Tidak hanya itu dua anggota dewan juga sudah dikirim Edi untuk melobi ketua Partai Nasdem terkait posisi pimpinan di AKD. Misi itu sukses dengan menggagalkan dr Doddy Ariyanto MM yang awalnya diproyeksikan menjadi ketua Komisi C. Doddy yang berlatarbelakang dokter digeser pimpinan partai dengan jargon restorasi itu ke Komisi A.  Gantinya, Harry Saputra Gani yang diproyeksikan ke Komisi C. Sedangkan posisi ketua Komisi B berpeluang didapat Watid Sahriar.  Dengan komposisi ini, Edi akan menempatkan Imam Yahya ke Komisi A. Kendati demikian, bukan cuma Edi yang mengotak-atik komposisi AKD. Fraksi Bangkit Persatuan salah satunya Partai Gerindra ancang-ancang menempatkan Maria Apriliaswati untuk memimpin Komisi C. Semula, kursi pimpinan Komisi C diproyeksikan ke Tommy Sofiana. Tapi, hasil rapat dengan DPC rupanya tidak diimplementasikan. Tommy akan tetap di Komisi B sebagai anggota biasa. Sumber lain di Griya Sawala menyebut, komposisi ini hampir pasti dan sesuai keinginan Ketua DPRD, Edi Suripno. Komisi A dimpimpin Imam Yahya, Komisi B dipimpin Watid Sahriar dan Ketua Komisi C dijabat Maria Aprialiaswati. Sementara PAN main aman dengan mengincar posisi wakil ketua komisi. Anggota DPRD senior, Dani Mardani dikabarkan mengincar posisi wakil ketua Komisi A,  wakil ketua Komisi B diisi Taufik dari Fraksi Nasdem Pembangunan, sedangkan wakil ketua Komisi C diisi Junaedi dari Fraksi Demokrat. “Dua oknum dewan itu berhasil melobi ke Ibu Eeng, akhirnya jadi berubah komposisinya. Pak ketua (Edi) kalah komunikasi politiknya sama komunikasi perasaan. Sekarang pak ketua jadi politikus yang flamboyan,” sindirnya. Yang aneh justru Fraksi Golkar, Ketua Fraksi Golkar Andri  Sulistio bisa jadi disanksi oleh partai karena mencoret jatah Golkar menjadi wakil ketua di Komisi B. Apalagi Andri menulis namanya sendiri untuk wakil ketua Badan Kehormatan. Imbasnya, Fraksi Golkar pemilik empat kursi di parlemen, tapi hanya mengambil jatah wakil ketua BK. Dari penelusuran Radar, perubahan komposisi ini rupanya sudah sampai ke Sekretariat DPRD. Sekwan, Drs Sutisna MSi mengakui ada perubahan signifikan pada komposisi AKD dari Fraksi Nasdem. “Fraksi Nasdem sudah mengajukan revisi. Suratnya masih di pak ketua, tapi pasti akan turun ke kami,“ kata Sutrisna. Untuk selanjutnya, kata Sutisna, DPRD akan melakukan rapat paripurna internal dengan agenda perubahan komposisi AKD pada 27 Juli mendatang. Hampir dipastikan masing-masing AKD tidak ada perubahan. Hanya saja ada kemungkinan voting untuk posisi Badan Kehormatan (BK). Dari posisi yang ada, seharusnya BK berisi lima anggota DPRD, tapi ternyata ada enam calon. Voting dibutuhkan untuk eleminasi. Sementara itu Ketua Fraksi Nasdem, Harry Saputra Gani tak mau berkomentar saat ditanya terkait komposisi AKD. Bahkan saat dihubungi melalui blackberry messenger  Hari sebatas membaca pesan tersebut tanpa membalas. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: