Gedong Gincu Majalengka Sulit Dicari

Gedong Gincu Majalengka Sulit Dicari

MAJALENGKA - Kualitas serta rasa mangga gedong gincu asal Kabupaten Majalengka memang sudah tidak diragukan lagi. Hal tersebut diakui penjual buah-buahan, Pani Alfarizi (20). Namun pedagang yang biasa berjualan di Desa Lame Kecamatan Leuwimunding itu mengatakan sejak sebelum bulan puasa lalu lebih sering menjual mangga gedong gincu asal Indramayu dan Cirebon. Sebab, mangga gedong gincu asal kota angin sangat sulit dicari karena para tengkulak lebih sering mendistribusikan ke swalayan-swalayan besar di Jakarta dan kota lainnya. Selain itu pengaruh La Nina membuat musim hujan masih terus terjadi, hal itu menyebabkan rasa mangga kurang manis. “Sudah sebulan ini saya sangat kesulitan mencari mangga gedong gincu asli Majalengka. Saya terpaksa berbelanja ke daerah Indramayu. Padahal aroma dan rasa mangga gedong gincu asli Majalengka itu berbeda dibanding daerah lain karena lebih wangi dan manis,” tuturnya. Meski harga jual mangga gedong gincu Majalengka lebih mahal Rp2 ribu per kilogram, tetapi dirinya lebih memilih berbelanja mangga tersebut ke tengkulak. Namun saat ini stoknya kurang. Penjualan mangga gedong gincu di pasaran juga kurang laris karena pengaruh rasa. Biasanya kalau musim kemarau setiap hari mampu menjual Rp20 kilogram, sedangkan saat ini maksimal hanya menjual Rp5 kilogram. “Harga per kilogramnya Rp25 ribu. Sedangkan kalau saya berbelanja ke Majalengka biasa menjual ke pembeli Rp27 ribu per kilogram. Kualitas mangga gedong gincu Majalengka itu lebih bagus dan juga memiliki brand yang tertempel di setiap mangga,” terang Pani. Terpisah, Kepala Bidang Holtikultura Distankan Majalengka H Toto Suhanto MP mengatakan, luas tanam gedong gincu empat tahun terakhir mengalami penurunan. Tahun 2012 mencapai 10.716 hektare dan menghasilkan 41.717 ton, sedangkan tahun 2015 lalu hanya 10.695 hektare dan menghasilkan 33.485 ton. Sedangkan sasaran produksi tahun ini mencapai 34.155 ton. “Memang setiap tahun produksi mangga gedong gincu relatif menurun. Cuaca ekstrem yang diprediksi hingga September dikhawatirkan membuat produksi mangga di Kabupaten Majalengka kembali mengalami penurunan drastis disbanding tahun lalu,” terangnya. Meski belum bisa ditaksir, namun pihaknya memperkirakan bakal ada penurunan akibat cuaca buruk atau hujan yang terus berlangsung. Saat ini saja masih ada petani yang panen tapi jumlahnya sedikit. “Penurunan produksi akan dirasakan petani mangga gedong gincu di Kabupaten Majalengka yang selama ini jadi primadona, karena rasanya yang berbeda dari mangga gedong gincu daerah lainnya,” tandasnya. (ono)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: