Kala Harga Transfer Jadi Absurd

Kala Harga Transfer Jadi Absurd

MANCHESTER - Berbicara mengenai harga transfer pemain sangat tidak ada habisnya. Sejak winger Bologna Giuseppe Savoldi dibanderol GBP 1,2 juta (Rp20,82 miliar dengan kurs GBP 1= Rp17.350) oleh Napoli, rekor demi rekor terus tercipta dengan nilai yang semakin mengagumkan. Pada 2009, dunia sudah dikejutkan dengan GBP 136 juta (Rp2,35 triliun) masing-masing untuk memboyong Kaka dari AC Milan dan bintang Manchester United Cristiano Ronaldo, dengan Ronaldo menjadi yang termahal setelah ditebus dengan harga GBP 80 juta (Rp1,38 triliun). Belum habis ketekerjutan publik, empat tahun berselang, dunia kembali terbelalak ketika Real Madrid mengakuisisi si ”Penyihir Wales” Gareth Bale dari Tottenham Hotspur dengan banderol GBP 86 juta (Rp1,49 triliun). Nah, Juli ini, setidaknya ada dua drama yang terjadi. Yang pertama adalah kepindahan Gonzalo Higuain dari Napoli ke Juve dengan harga GBP 75,3 juta (Rp1,30 triliun). Kemudian, negosiasi Paul Pogba, Juventus, dan Manchester United yang sudah berlangsung selama dua bulan terakhir mencapai puncaknya setelah Pogba dilaporkan menjalani tes medis di Los Angeles dengan Juve menyetujui nominal GBP 100 juta (Rp1,73 triliun). Di satu sisi, harga-harga tersebut seolah menunjukkan bahwa sepak bola sebagai cabang olahraga tetap stabil dengan kondisi perekonomian yang begitu fluktuatif saat ini. Namun, di mata kolumnis The Guardian Rob Smyth, angka itu membuatnya begitu muak. Dalam pandangannya kini, bursa transfer yang ada saat ini menampilkan sebuah aksi teatrikal yang begitu absurd. Sebab, dalam kacamata penilaiannya, kumpulan harga tersebut selain tidak masuk akal, juga cenderung ”salah alamat”. Mengapa demikian? Smyth mencontohkan dua rekor transfer yang terjadi pada musim panas 1996. Yakni melibatkan kepindahan Ronaldo dari PSV Eindhoven ke Barcelona, serta Alan Shearer yang memilih mengikuti idolanya, Kevin Keegan ke Newcastle United dari Blackburn Rovers. Pada awalnya, Ronaldo lebih dahulu memecahkan rekor Gianluigi Lentini yang sudah bertahan selama empat musim dengan tawaran GBP 13,2 juta (Rp229,02 miliar). Namun, tak beberapa lama, Shearer menghancurkan angka tersebut dengan nominal GBP 15 juta (Rp260,25 miliar). Smyth mengatakan, harga yang ditawarkan kepada Ronaldo maupun Shearer sangatlah masuk akal. Performa tentu menjadi perhatian utama. Ronaldo yang dua musim memperkuat PSV mampu mencetak 54 gol dari 57 pertandingan di semua ajang. Sedangkan Shearer tidak hanya mampu membawa Inggris ke semifinal Euro 1996 yang berlangsung di kandang sendiri. Dia juga mengakhiri turnamen sebagai topscorer dengan torehan lima gol. Selain itu, Smyth melanjutkan bahwa usia keduanya tengah berada dalam masa emas, sehingga mampu menjadi striker terbaik di dunia. Ronaldo 19 tahun, Shearer 25 tahun. ”Keduanya juga berada di peringkat kedua dan ketiga di bawah Matthias Sammer pada ajang Ballon d\'Or,” ulas Smyth. Kondisi ini begitu kontras dengan nominal GBP 75,3 juta Higuain. Sebenarnya, jika menyangkut performa, Higuain tidak kalah dengan pencapaian Ronaldo maupun Shearer. Musim lalu, capocannoniere tidak hanya direbut dengan koleksi 36 gol di Serie A. Bomber Argentina berjuluk El Pipita itu juga menjadi pencetak gol satu musim terbanyak dalam sejarah Serie A. Nah, bagi Smyth, harga yang harus dibayarkan Juve menjadi tidak masuk akal karena usia Higuain yang bakal mencapai 29 tahun 10 Desember mendatang. Belum ditambah fakta bahwa Higuain gagal masuk ke dalam 23 nama awal FIFA Ballon d\'Or Oktober lalu. Malah, sebenarnya raihannya masih kalah dengan Luis Suarez yang mencetak 40 gol di La Liga musim lalu. Sebagai catatan, striker dengan julukan El Pistolero itu dibeli dengan harga GBP 65 juta (Rp1,12 triliun) 2014 ini. Inilah yang memicu fans Liverpool ramai-ramai menyindir transfer Higuain. ”GBP 75,3 juta benar-benar jumlah gila untuk Higuain. Kami merasa dirampok ketika Suarez dijual,” ujar akun twitter bernama Michael sebagaimana dikutip Metro. ”Jika Higuain bisa pergi dengan harga GBP 75 juta. Seharusnya Suarez bernilai GBP 200 juta dan satu penny,” lanjut akun lain yang bernama Polo Yeung. Begitu tidak masuk akalnya transfer setidaknya pada enam musim terakhir, sangat dikeluhkan oleh manajer Liverpool Juergen Klopp. ”Jika hal ini sampai disebut lumrah dalam sepak bola, maka aku tidak akan bekerja lagi di bidang ini,” kecam Klopp kepada Daily Mail. Bagi Klopp, uang tentu diperlukan jika ingin membangun skuad yang bisa mendapat berbagai gelar bergengsi. Itulah yang membuatnya menghabiskan GBP 65,9 juta (Rp1,14 triliun) untuk mendatangkan enam pemain dengan pembelian termahal ada pada Sadio Mane yang dibanderol GBP 34 juta (Rp589,90 miliar) dari Southampton. ”Namun, ada sopan-santun bagaimana Anda bersikap di bursa transfer. Karena olahraga ini menyangkut kebersamaan,” papar tactician berkebangsaan Jerman tersebut. Tidak jauh berbeda dengan Klopp, suksesornya di Borussia Dortmund, Thomas Tuchel juga mengkritisi bagaimana sulitnya mencari pemain berkualitas karena harga yang begitu melambung tak karuan. ”Jika kami terlalu menghabiskan uang di bursa transfer, hanya tinggal menunggu waktu sebelum kemudian kami menjadi lepas kendali sehingga terkena dampak negatifnya,” tutur Tuchel sebagaimana dilansir ESPN. (apu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: