Ribuan Bonek “Serang” Jakarta

Ribuan Bonek “Serang” Jakarta

JAKARTA – Perjuangan Bonek Mania tak pernah surut untuk mengembalikan eksistensi Persebaya Surabaya di pentas sepak bola nasional. Ini terlihat dari perjalan panjang dan penuh perjuangan sejumlah suporter fanatik Persebaya yang berangkat ke Jakarta untuk menyuarakan nasib tim kebanggan arek-arek Suroboyo itu di arena Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, 3 Agustus besok. Memang, untuk mempejuangkan nasib Green Force -julukan Persebaya- itu, ribuan Bonek telah bersepakat untuk mengepung ibukota. Jumlah yang sangat banyak tersebut datang ke Jakarta dalam dua gelombang besar. Gelombang pertama berangakat secara estafet dengan menggunakan kendaraan umum dari sejumlah titik di Jawa Timur mulai 28 Juli lalu. Sementara golombang kedua sebanyak seribu orang berangkat secara bersaman menggunakan kereta api, tadi malam. Nah, kelompok yang berangkat secara estafet sudah tiba di Jakarta sejak dua hari lalu. Selama dalam perjalanan Jawa Timur ke Jakarta itu, banyak cerita pahit penuh nelangsa mewarnai hari-hari mereka. Agung Dio (21), Bonek asal Kota Pasuruan adalah salah satu yang bisa mengisahkan perjalanan yang penuh kenekatan tersebut. Betapa tidak, hanya bermodalkan Rp50 ribu, dia bersama rekannya Achmad Afif (20) asal Malang berangkat ke Jakarta. Dengan modal yang cekak itu, mereka harus menumpangi truk kosong sebanyak 20 kali sebelum sampai ke Jakarta. Karena rata-rata truk yang mereka tumpangi adalah jenis truk besar bak terbuka, maka konsekuensi yang mereka terima adalah kehujanan saat hujan dan panas kepanasan. Pengalaman pahit itu saat mereka alami di antara Tuban, Jawa Timur dan Rembang, Jawa Tengah. “Saat itu hujan deras mengguyur kami di tengah malam,” kenangnya. Apalagi, saat itu, mereka hanya dibekali oleh satu baju cadangan dan sarung sebagai pelengkap salat yang juga berfungsi sebagai selimut. Masa-masa kritis itu baru usai saat memasuki Kota Semarang. Sebab, di sana, sudah menjemput mereka Panser Biru, suporter fanatik PSIS Semarang. “Kami akhirnya bisa ganti baju dan makan nasi bungkus,” tuturnya. Selain Dio, perjuangan Ramadani Oktavianto (12) berhasil menembus Jakarta, juga bisa menjadi contoh perjuangan bonek untuk Persebaya itu tidak dibatasi oleh umur. Ramadhani berangkat dari Blitar bersama lima temannya. Namun, setelah tiba di Semarang, dia terpencar dari rombongan dan kemudian diselamatkan oleh Panser Biru. Bocah yang baru duduk di bangku SD kelas 5 yang dijuluki Rambo Cilik itu tetap melanjutkan perjalanannya ke Jakarta. “Tapi, kami tidak tega melihat dia berada di tengah-tengah orang dewasa. Jadi kami langsung mengamankannya di dapur umum di Senayan,” kata Risky Maulana, koordinator Bonek Jabodetabek. Slamet Sutanto (24), koordinator Bonek estafet, menyebutkan, sejatinya mereka tidak begitu sulit untuk menembus Jakarta. Sebab, selama perjalanan, ada enam titik posko bantuan yang disediakan di beberapa kota. Mulai dari Babat-Lamongan, Kudus, Batang, Pekalongan, Pemalang, Cirebon dan Karawang. “ Semua posko itu disediakan secara sukarela. Ini adalah bukti bahwa perjuangan untuk Persebaya  tidak hanya datang dari Jawa Timur, melainkan dari seluruh Indonesia,” tegas pria asal Lamongan itu. Memang, untuk menyambut masuknya ribuan bonek ke Jakarta itu, Bonek Jabodetabek membuka dapur umum di sekitar Stadion Utama Gelora Bung Karno-Senayan, Jakarta. Dalam sehari, mereka memasak dua ribu bungkus nasi untuk dua kali makan para bonek tersebut. “Kami merasa terpanggil demi kembalinya Persebaya,” ujar Agus Cahyono, ketua juru masak di dapur umum. Untuk bisa memenuhi kebutuhan pokok ribuan bonek tersebut, mereka mendapat sumbangan dari para donatur, serta sesama suporter yang cukup harmonis dengan Bonek, seperti Panser Biru, Bobotoh, serta North Jakarta (NJ) suporter Persitara Jakarta Utara. NJ juga yang menyediakan Stadion Tuguh Jakarta Utara sebagai home base Bonek selama di Jakarta. Hasan Tiro, salah satu pentolan Bonek mengatakan, tujuan mereka datang ke Jakarta adalah untuk memperjuangkan nasib Persebaya agar kembali eksis. Bahkan, aspirasi itu tidak hanya mereka suarakan di arena KLB PSSI, melainkan juga di Istana Kepresidenan Jakarta Pusat. ”Kami ingin Presiden turun tangan agar Persebaya bisa eksis kembali,” tegasnya. Tony Apriliani, salah satu anggota Executive Committee (Exco) PSSI mengatakan bahwa mereka siap menerima aspirasi dari Bonek tersebut. Apalagi hanya untuk mengembalikan kembali Persebaya ke kompetisi sepak bola tanah air. “Apalagi kami dengar kalau mereka (Persebaya, red) juga sudah dimenangkan oleh pengadilan,” terangnya. (ben)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: