Satu Desa Wajib Satu Produk Unggulan

Satu Desa Wajib Satu Produk Unggulan

JAKARTA – Pemerintah terus menggenjot pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya dari hilir, tapi juga dari tingkat grass root. Salah satunya menggalakan satu desa satu produk (one village one product) di lingkungan masyarakat adat. Baik itu produk di bidang ketahanan pangan maupun pariwisata. “Kami sudah membentuk pokja (kelompok kerja, red) masyarakat sipil yang memiliki mandat menguatkan masyarakat,” ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo saat mengikuti car free day di Jakarta, kemarin (7/8). Eko menjelaskan, program satu desa satu produk (SDSP) bertujuan untuk mengembangkan satu unggulan dalam satu desa. Sistem ini diyakininya mampu menarik investor untuk mengembangkan ekonomi desa. “Produk unggulan adalah economic of skill,” papar kader PKB ini. Eko menekankan setiap desa mesti fokus dengan produk unggulan masing-masing. Produk yang dikembangkan harus memiliki ciri khas yang membedakan dengan desa lain. Setelah berkembang, menurutnya, investor pasti akan tertarik dan memberikan tambahan modal. “Dan harus dalam skala besar. Kalau skala kecil, investor akan berat untuk berinvestasi,” jelasnya. Menurut Eko, produk unggulan desa bakal cepat tumbuh bila dikembangkan masyarakat adat. Hitungannya, sekitar 70 juta orang tinggal di lingkungan desa adat. Bila diberdayakan, kata Eko, bakal menjadi potensi besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional secara luas. “Desa-desa di Indonesia ini unik dan punya karakter yang berbeda-beda,” bebernya. Eko tidak menampik lemahnya sistem pemasaran menjadi hambatan utama dalam pengembangan produk-produk unggulan desa. Menyikapi persoalan itu, pihaknya bakal intensif menjalin kerjasama dengan kementerian dan lembaga lain. Tidak ketinggalan juga kalangan pengusaha. “Pengusaha bisa bantu lewat CSR (corporate social responsibility, red),” tambahnya. Selain CSR, pengetahuan soal pengelolaan pemasaran juga bakal diberikan untuk seluru desa adat. (tyo)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: