Majalengka Belum Rasakan Manfaat Jatigede
MAJALENGKA – Hampir setahun Waduk Jatigede di Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang mulai dialiri air. Namun hingga saat ini keberadaan waduk buatan yang disebut-sebut terbesar se-Asia Tenggara tersebut, belum membawa dampak positif terhadap lahan pertanian di Majalengka. Lokasi Waduk Jatigede berbatasan dengan wilayah Majalengka, dan alirannya ke Sungai Cimanuk melintasi puluhan kilometer wilayah Majalengka. Namun, para petani tidak merasakan langsung manfaat waduk tersebut. Asisten Pembangunan Setda Majalengka Drs H Abdul Gani MSi menyebutkan, ketika waduk Jatigede di wilayah Sumedang yang berbatasan dengan Majalengka dibangun, ekspektasi petani di wilayah hilir Majalengka begitu besar agar lahan pertanian mereka bisa meningkatkan indeks masa tanam. Hal itu mengingat hamper sebagian besar lahan pertanian di wilayah hilir Majalengka merupakan sawah tadah hujan, dan hanya mempunyai indeks tanam rata-rata di bawah dua kali. Itupun harus ekstra keras mencari air dengan cara membuat sumur pantek atau menyedot dari sumber air terdekat. Aliran sungai Cimanuk melintasi wilayah pertanian di kawasan Kadipaten dan Kertajati. Kemudian dibendung alirannya di bendungan rentang, dan anak sungainya dibagi ke arah Indramayu melalui saluran Cipelang, dan ke arah Kabupaten Cirebon bagian barat melalui saluran Sindupraja. Persoalannya, aliran sungai induk Cimanuk maupun saluran anaknya berada lebih rendah dari area pertanian di daerah sepanjang alirannya. Sehingga tidak bisa ditarik ke saluran irigasi sekunder maupun tertier, yang menjadi tumpuan lahan pertanian di kawasan hilir Majalengka. Ketua DPRD Majalengka Tarsono D Mardiana SSos menyebutkan, salah satu solusinya maka perlu dibuat sodetan di saluran sekunder maupun saluran tertier terdekat. Salah satunya saluran sekunder Kamun, yang lokasinya cukup dekat dengan aliran induk Sungai Cimanuk dan mengalir ke area pertanian di Kecamatan Kertajati dan Jatitujuh. “Setelah Jatigede beroperasi, aliran Sungai Cimanuk lebih stabil walaupun musim kemarau debitnya tidak terlalu surut. Persoalannya, alirannya lebih rendah disbanding lahan pertanian di sekitarnya. Enaknya dibikin sodetan ke saluran sekunder Kamun, koordinasikan lintas sektoral supaya keberadaan Waduk Jatigede bisa terasa manfaatnya,” ujar Tarsono. Dia menilai dengan dibuatkan sodetan dari saluran induk Cimanuk ke saluran sekunder di sekitarnya, bisa membawa manfaat bagi petani di wilayah utara Majalengka. Di wilayah tersebut terdapat ribuan hektare lahan pertanian yang diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi dan indeks tanamnya, sehingga petani bisa menikmati keuntungan. (azs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: