Sejumlah Pegiat Sastra di Cirebon Menolak Gotrasawala

Sejumlah Pegiat Sastra di Cirebon Menolak Gotrasawala

CIREBON - Sejumlah pegiat sastra menyoal Gotraswala yang segera digelar di Cirebon, 12-14 Agustus 2016. Mereka menilai kegiatan tahunan itu tidak lebih sekadar acara seremonial. Anggaran besar Gotraswala tidak memberi dampak signifikan terhadap kemajuan seni dan kebudayaan di Cirebon. Bahkan, lebih cenderung banyak menghambur-hamburkan anggaran negara. Hal itu terungkap saat kegiatan Komunitas Senja Sastra (Sentra) mengenang penyair WS Rendra di kampus 2 Unswagati Cirebon, Minggu (7/8). Acara yang bertajuk Merenda Kawindra Rendra berlangsung pembacaan puisi, esai hingga diskusi. (baca: Kenang WS Rendra, Pegiat Sastra di Cirebon Merenda Rendra) Dalam sesi pembacaan esai Rendra yang berjudul: Firdaus Sudah Tidak Ada, memantik soal Gotrasawala. Dalam esai itu Rendra menyentil keras birokrasi kesenian. Fathan Mubarak, dari Rumah Kertas menjadi salah satu di antara pegiat sastra yang keras menolak Gotraswala. Menurutnya, Gotrasawala yang digelar Dewan Kebudayaan Jawa Barat (DKJB) adalah seremoni yang berlangsung tiga hari dengan menghabiskan dana miliaran. Menurut Fathan, dari sekian rangkaian acara, rembuk raja-raja se-Nusantara dengan berbagai ritus yang mengiringinya menjadi yang paling sia-sia. Sementara pada saat yang sama, ada banyak agenda kebudayaan Cirebon yang mangkrak. Bahkan banyak agenda kesenian tak tersentuh pemerintah dan pelaku-pelaku budaya di kota ini. \"Padahal, dalam hitung-hitungan saya, itu penting dan pokok,\" kata Fathan. Kegiatan Merenda Kawindra Rendra itu dihadiri dan diramaikan sejumlah pegiat sastra dari komunitas Rumah Kertas, Kliwonan, Komunitas Seniman Santri, Lawan Teater. (hsn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: