Jawa Barat Jadi Provinsi Tertinggi Kasus Radikalisme dan Intoleransi
CIREBON - Kecenderungan masyarakat dalam berpandangan dan berperilaku intoleran terus meningkat. Hal itu berdasarkan hasil survei Wahid Foundation tahun 2016. Survei itu yang menggunakan pendekatan multi-stage random sampling dengan perkiraan margin of error 2,6% dan tingkat keyakinan 95%. Dari 1.520 responden yang tersebar di seluruh Indonesia 7,7% menyatakan bersedia berpartisipasi dalam kegiatan yang berpotensi melibatkan kekerasan atas nama agama. Kemudian 0,4% dari total responden mengaku pernah berpartisipasi sweeping, berdemonstrasi menentang kelompok yang dinilai menodai dan melakukan penyerangan terhadap rumah ibadah pemeluk agama lain. Menurut Yenny Wahid, Jawa Barat merupakan provinsi dengan kasus radikalisme dan intoleransi tertinggi di Indonesia yang dibungkus Agama. Salah satunya kasus bom bunuh diri di Polres Cirebon tahun 2011. “Kalau kita lihat data dari pelaku bom bunuh diri yang pernah terjadi di Indonesia, hampir 80 persen datang dari Jawab barat,” tutur Yeni di sela Seminar dan Workshop Desa Inklusi di Grage Hotel, Kota Cirebon, Selasa (9/8). Dia berkeyakinan, Jawa Barat dengan kebudayaan kultur Sunda yang sangat mengakar dan sudah banyak menelurkan tokoh-tokoh hebat. Itu semua menjadi kekuatan yang luar biasa untuk mengubah kondisi tersebut. “Kami datang ke sini (Cirebon, red) untuk membangun kesadaraan bersama. Kami tidak datang untuk memberi tahu harus melakukan apa. Justru teman-teman kepala desa dan kepala daerah yang lebih tahu solusinya seperti apa. Cuma mungkin kemarin-kemarin tidak difasilitasi dan diberdayakan,” tukas Yenny. (fazri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: