Bupati Sunjaya: Dulu Tidak Ada Full Day School

SUMBER- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy merencanakan adanya sistem baru dalam pendidikan dengan membuat program sekolah full day school pada tingkatan SD dan SMP. Namun, wacana Mendikbud itu menerima banyak penolakan dari berbagai kalangan tak terkecuali kepala daerah di berbagai daerah. Salah satu kepala daerah yang menolak wacana full day school tersebut adalah Bupati Cirebon Drs H Sunjaya Purwadisastra MM MSi. Ditemui Radar Cirebon, Bupati Sunjaya mengatakan bahwa rencana mendikbud program full day school itu tidak cocok diterapkan di Kabupaten Cirebon. “Dengan diterapkannya full day School ini akan berdampak pada pendidikan keagamaan seperti madrasah yang akan terganggu, bahkan bisa jadi hilang. Maka itu, program ini belum diperlukan di Kabupaten Cirebon,” katanya. Bahkan, menurut Sunjaya, selain mengakibatkan terganggunya kegiatan sekolah keagamaan, full day School  juga bisa mengakibatkan siswa sulit untuk berinovasi. “Memang dalam hal ini ada positif dan negatifnya. Positifnya, agar siswa ini tidak banyak bermain sepulang sekolah. Nah,  kalau diberlakukannya full day School maka pergaulan mereka (siswa, red) dengan masyarakat, teman-temannya serta keluarga jelas dibatasi,” ujar pria pensiunan TNI ini. Sunjaya mengungkapkan, dengan tidak diterapkannya full day School dirinya yakin siswa akan mampu menggapai prestasi. “Guru dan orang tua murid harus saling mengawasi anak-anak. Kalau disekolah itu tanggungjawab guru, namun begitu di rumah sudah menjadi tanggung jawab orang tuanya,” ungkap Sunjaya. Sunjaya mencontohkan, pada jaman dahulu ketika dirinya sekolah, tidak ada full day School namun para siswa mampu belajar dengan baik. “Saya rasakan anak-anak jaman dulu lebih tertib dan aman serta nyaman selama bersekolah, karena dulu tidak banyak pengaruh oleh informasi dan tehnologi khususnya sekarang ini banyak dipengaruhi oleh media sosial,” ujar Sunjaya. (den)  

Sumber: