Curug Ngelay Selajambe, Masih Asri, Belum Tersentuh

Curug Ngelay Selajambe, Masih Asri, Belum Tersentuh

Masyarakat Kabupaten Kuningan layak bersyukur lantaran dikaruniai alam yang eksotis dan udara yang sejuk. Tak hanya objek wisata yang sudah ada, di balik kerimbunan dan bentangan pegunungan yang mengitari daerah ini, rupanya menyimpan potensi wisata yang luar biasa. Kendati begitu, belum semuanya objek wisata alam dikenal masyarakat. Salah satunya Curug Ngelay yang berada di Desa Bagawat, Kecamatan Selajambe. Laporan: Agus Panther, Selajambe  Untuk sampai Curug Ngelay, wisatawan memerlukan stamina ekstra dan juga kesiapan fisik yang prima. Betapa tidak, lokasi curug ini berjarak sekitar 27 kilometer dari pusat kota Kuningan menuju arah Kecamatan Selajambe. Dari Desa Bagawat, pengunjung harus kembali menempuh perjalanan sepanjang 2 kilometer melewati sawah dan perbukitan dengan jalan kaki. Layaknya perbukitan, jalanan menuju Curug Ngelay naik dan turun, dan membutuhkan stamina. Meski cukup jauh dari pusat pemerintahan kabupaten, namun banyak wisatawan yang datang ke lokasi tersebut, meski harus jalan kaki. Rasa lelah menuju lokasi terbayarkan dengan pemandangan eksotis nan menakjubkan dari Curug Ngelay yang memiliki ketinggian sekitar 100 meter tersebut. Air curug yang jernih nampak terjun bebas dari atas menuju dasar curug. Kondisi di sekitar curug juga sangat indah dipadu kerimbunan aneka jenis pepohonan yang masih asri. Syarifudin, warga setempat menuturkan, Curug Ngelay saat ini sering dikunjungi wisatawan. Umumnya, mereka mendengar cerita keindahan Curug Ngelay dari mulut ke mulut atau juga dari media sosial (medsos). Tak hanya pengunjung dari Kuningan, melainkan juga dari wilayah tetangga seperti Cikijing dan Rancah, Kabupaten Ciamis. “Lokasi menuju curug memang harus ditempuh dengan jalan kaki. Tapi semua kelelahan di perjalanan akan terbayar lunas begitu sampai di curug,” katanya. Kepala Desa Begawat, Ertika menceritakan legenda kenapa curug tersebut diberi nama Curug Ngelay. Konon di zaman dulu, curug itu memiliki nama Ki Bagus Talang. Di mana air terjunnya yang sangat deras berbeda dengan sekarang ini. Namun lambat laun, air terjunnya semakin melambat. Karena itu warga kemudian menyebutnya dengan Curug Ngelay yang berarti netes. “Lantaran air terjunnya saat ini tidak sederas dulu, kemudian warga menamakannya Curug Ngelay. Nama itu sampai sekarang dipakai oleh warga,” terang Ertika. Salah seorang pengunjung Curug Ngelay, Deni Saefuloh mengaku sudah dua kali berkunjung ke curug ini. Menurutnya, meski air curugnya tidak begitu deras, namun sangat terlihat megah. “Saya telah dua kali berkunjung ke curug ini. Curugnya sangat indah dan megah. Alamnya sejuk, dan harga tiketnya juga terjangkau yakni hanya Rp5.000. Melihat keindahan alam yang ditawarkan curug ini, rasanya tidak salah jika Curug Ngelay layak dijadikan referensi untuk tempat berlibur di akhir pekan bersama keluarga,” tuturnya. Pengelola Curug Ngelai, Sunadi menyebutkan, curug ngelay ini masih jarang dikunjungi oleh wisatawan, karena letaknya yang tersembunyi di dalam hutan. Namun, dia merasa gembira karena pihak Pemdes Bagawat akan memberikan bantuan dana untuk mengembangkan dan mempromosikan objek wisata Curug Ngelai. Tujuannya, agar ke depannya semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke lokasi ini. “Jika curug ini dikembangkan dan dikelola dengan profesional, akan menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Kabupaten Kuningan. Tentunya di masa mendatang akan menjadi sumber pendapatan ekonomi bagi masyarakat desa, bahkan menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah bagi Kabupaten Kuningan,” ungkapnya. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: