Jatah Latihan Jelang PON Hanya Sehari, Peserta Cabor Selam Protes
CIREBON - Panitia Pelaksana (Panpel) Cabang Olahraga (Cabor) Selam Nomor Kolam hanya memberi jatah satu hari latihan bagi tim tamu yang akan berlaga di PON XIX/2016. Keputusan tersebut ternyata menuai protes peserta. Sejumlah tim merasa keberatan. Karena para peselam butuh waktu lebih banyak untuk beradaptasi dengan venue. Pertandingan cabor selam nomor kolam akan dilaksanakan mulai 16 hingga 18 September di Kolam Renang Catherine Surya, kompleks GOR Bima Kota Cirebon. Sebanyak 18 kontingen akan berlaga. “Jadwal latihan resmi bagi kontingen dari daerah lain dilaksanakan pada tanggal 15 September. Jadi, untuk semua kontingen, hanya diberikan waktu satu hari untuk mencoba venue,” ujar Ketua Panpel Cabor Selam Nomor Kolam, Halim Utomo saat manager meeting di Apita Hotel, Selasa (13/9). Selain tim selam tuan rumah Jawa Barat yang telah menjalani program latihan di Kolam Renang Catherine Surya pekan lalu. Masih ada 17 tim lainnya yang belum mendapat izin menjajal venue pertandingan sebelum jadwal resmi ditentukan. Salah satu ofisial tim selam Maluku Utara (Malut), Khaerul memprotes kebijakan panpel. Dia berharap, para peselam sudah diizinkan berlatih menggunakan Kolam Renang Catherine Surya mulai hari ini. “Sejak H-3 mestinya venue sudah bisa digunakan untuk latihan. Karena itu, soal fasilitas latihan ini kami minta solusinya,” katanya. Sayang, Halim Utomo tak memberi jawaban memuaskan. Dia mengaku harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan Panitia Besar (PN) PON XIX/2016. “Saya tidak bisa memutuskan. Nanti kami akan coba berunding dengan PB PON. Kalau venue sudah memungkinkan digunakan, nanti kita informasikan melalui LO (Liasson Officer),” katanya. Sekretaris Jendral (Sekjen) Pengurus Besar (PB) Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI), Merari Nainggolan, yang hadir dalam pertemuan itu mencoba menengahi. Menurut dia, mepetnya jadwal latihan bagi kontingen tamu dalam sebuah kejuaraan memang lazim terjadi. Bahkan pada kejuaraan internasional. Menurut dia, hal itu dapat saja terjadi demi menjaga kondisi kolam tetap layak digunakan saat pertandingan yang sesungguhnya dilaksanakan. “Saya bukannya membela Jawa Barat. Tapi saya yakin ini untuk kebaikan semua,” ucapnya. Dia juga mengingatkan, pada perhelatan multievent terbesar nasional ini, kemenangan bukanlah segala-galanya. Di atas itu, kata Merari, seluruh daerah yang terlibat harus memikirkan perkembangan olahraga selam ke depan. “Pada dasarnya kita masyarakat selam adalah saudara. Kemenangan bukan tujuan utama, tapi bagaimana mengembangkan olahraga ini sehingga maju dan terpandang,” ungkapnya. (ttr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: