Leicester vs FC Porto, Bahaya Pembunuh Naga

Leicester vs FC Porto,  Bahaya Pembunuh Naga

LEICESTER – Sebulan lalu FC Porto menelan kekalahan pertamanya musim ini. Pada pekan ketiga Primeira Liga, Dragoes alias Naga –julukan Porto– dipecundangi Sporting Lisbon 1-2 di Estadio Jose Alvalade, Lisbon. Islam Slimani masih mengingatnya. Sebab, satu di antara dua gol pemberi petaka Porto itu hadir darinya. Dini hari nanti WIB Slimani kembali menghantui pertahanan Porto yang dikomandoi Ivan Marcano. Dia tidak lagi bersama Sporting, melainkan membela Leicester City pada fase grup G Liga Champions di King Power Stadium (siaran langsung beIN Sports 1 pukul 01.45 WIB). Leicester bisa berharap kepada Slimani. Dari delapan kali melawan Porto bersama Sporting, lima kali Slimani menjadi mimpi buruk lawan. Total, dia melesakkan enam gol ke gawang Porto plus mencatat satu assist. Karena itu, tak heran Slimani disebut sebagai Pembunuh Naga. ”Mungkin saya butuh bantuannya di laga ini. Saya ingin dia mengulanginya (gol-gol melawan Porto, red),” kata pelatih Leicester Claudio Ranieri sebagaimana dikutip Futebol365. The Tinkerman –julukan Ranieri– mengungkapkannya setelah kekalahan 1-4 timnya oleh Manchester United (24/9). Minimnya pasokan bola dalam laga tersebut membuat Slimani, yang berperan sebagai targetman, tidak mampu membuat satu pun tembakan ke gawang United. Dari 44 kali sentuhan selama 90 menit, hanya 34 passing yang dia bukukan. Nah, belajar dari kegagalan akhir pekan lalu, Ranieri meminta pemainnya lebih kreatif dalam membongkar defense lawan untuk mengalirkan bola kepada Slimani atau Jamie Vardy. Dalam formasi 4-4-1-1, Slimani dengan postur tinggi dan ketajamannya berdiri di depan Vardy, yang punya kelebihan pada kecepatan lari dan insting ”membunuh”. ”Besok (hari ini, red) kami putar lagi rekaman itu dan mencari cara agar kami bisa memenanginya (laga melawan Porto, red),” lanjut pelatih dari Italia itu. Dari tiga penampilan bersama Leicester setelah diboyong dari Sporting dalam bursa transfer musim panas lalu, dia mencetak dua gol di Premier League. Artinya, per laga dia bisa mencetak 0,66 gol. Walaupun dini hari nanti merupakan laga melawan Porto ketujuh bagi Slimani, bagi Leicester itu kali pertamanya. Ranieri meminta anak asuhnya tidak terlalu jemawa dengan status tuan rumah dan hasil manis pada matchday pertama. Setelah kemenangan 3-0 atas Club Brugge di Brugge (15/9), klub berjuluk The Foxes itu memang difavoritkan lolos dari fase grup dengan status juara grup. Atau mengangkangi Porto yang lebih punya pengalaman di Eropa ketimbang tim juara bertahan Premier League itu. ”Saya tidak tahu kalau kami difavoritkan. Yang saya tahu, kami dan Rostov debutan. Respek kami untuk Porto dengan segala pengalaman di sini (Liga Champions, red),” lanjut dia. Dengan melihat kondisi terakhir di skuad Porto, sangat mungkin Slimani menghadapi back four seperti laga 28 Agustus lalu. Yakni, Marcano dan Felipe di sentral pertahanan, lalu Alex Telles di bek kiri, serta Miguel Layun di kanan. Juga masih ada Iker Casillas di bawah mistarnya. Handicap Porto dari sisi histori, dari 17 kali lawatan ke tanah Inggris, tim biru putih itu tidak sekali pun memenangi laga. Bahkan, 15 laga di antaranya menjadikan klub tersebut sebagai pecundang. Mentok, hasil imbang yang bisa didapatkan Porto saat pergi ke tanah Inggris. Porto terbang ke Inggris dengan modal kemenangan 3-1 atas Boavista akhir pekan lalu (24/9). Nuno Espirito Santo sebagai nakhoda Porto merasa bahwa timnya tidak boleh lengah pada menit-menit awal. ”Situasi itu tidak boleh terulang. Membalas ketertinggalan gol di sana (Leicester, red) tidak akan mudah,” ujarnya sebagaimana dikutip SAPO Desporto. (ren/c11/ham)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: