Sejuta Warga Metro Manila Menderita
Genangan Air Bah Masih Belum Surut MANILA – Hingga kemarin (8/8) wilayah Metro Manila masih lumpuh akibat genangan banjir. Memasuki hari ke-3 kemarin, ketinggian air bah di ibu kota Filipina Manila dan sekitarnya masih setinggi leher orang dewasa. Wilayah yang terendam air bercampur lumpur pun bertambah luas. Benito Ramos, kepala departemen pertahanan sipil Metro Manila melaporkan, bahwa banjir merendam lebih dari 60 persen wilayah ibu kota. “Banyak ruas jalan di beberapa kawasan berubah menjadi sungai hingga saat ini (kemarin, red). Warga harus menggunakan perahu untuk lalu-lalang karena semua jalan besar dan kecil terendam,’’ paparnya seusai memantau situasi terakhir Metro Manila dari udara kemarin. Banjir terparah yang melandar Manila sejak 2009 itu juga membuat jutaan warga menderita. Lebih dari sejuta jiwa terpaksa mengungsi. Nyaris tak ada rumah yang tak terendam air, baik di perkampungan kumuh maupun lokasi elite di Metro Manila. Hingga kemarin sama sekali tidak ada aktivitas perekonomian maupun kantor dan sekolah di kota yang menampung sekitar 15 juta penduduk tersebut. Jumlah korban tewas akibat banjir dan tanah longsor di Manila juga kembali bertambah. Kemarin otoritas setempat melaporkan penemuan empat mayat yang tenggelam di sekitar Manila. Itu berarti korban banjir dan longsor di ibu kota telah berjumlah 19 orang. Saat Badai Tropis Saola menerjang pekan lalu, banjir dan tanah longsor merenggut sedikitnya 73 jiwa di Filipina. Presiden Benigno ’’Noynoy’’ Aquino III menemui tim pemerintah yang bertugas menanggulangi bencana alam di Metro Manila itu kemarin. Dalam pertemuan tersebut, tim penanggulangan bencana mengaku kesulitan menghimpun relawan yang mau terjun ke lokasi bencana. Akibatnya, distribusi bantuan pangan, obat-obatan, dan air bersih tersendat. Seperti diberitakan, Badai Tropis Saola yang menerjang wilayah Filipina pekan lalu sudah meninggalkan negara kepulauan itu. Tetapi, banjir akibat hujan sangat lebat belum berhenti mendera negeri Presiden Benigno \"Noynoy\" Aquino III tersebut. Bahkan, genangan air cukup tinggi melumpuhkan ibu kota Filipina, kemarin (7/8). Selain itu, hujan deras di wilayah Metro Manila memicu tanah longsor. Sedikitnya, 15 orang tewas akibat bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah di Metro Manila kemarin. Korban jiwa diperkirakan terus akan bertambah. Sebab, tinggi genangan air bah seukuran dada atau leher orang dewasa. Bahkan, di beberapa titik banjir mencapai atap rumah. Kota Manila pun seperti tenggelam. Pemerintah Filipina menyebut banjir dan tanah longsor kali ini sebagai yang terparah dalam tiga tahun terakhir. Total jumlah korban tewas akibat Badai Saola dan bencana ikutannya sudah mencapai sekitar 68 orang. \"Hujan sangat deras memicu tanah longsor yang lantas mengubur empat rumah di permukiman sebelah utara Manila,\" kata Maribel Mendoza, salah seorang pejabat dari kantor keamanan publik setempat. Selain mengubur empat rumah warga, tanah longsor merenggut nyawa sembilan warga yang masih memiliki hubungan darah. Sedangkan beberapa warga lainnya terluka. Dua area lain di sekitar Metro Manila, Provinsi Bulacan dan Provinsi Batangas, tidak luput dari bencana itu. Akibat banjir yang merendam sebagian besar dua provinsi tersebut, enam orang tewas. Empat orang mati tenggelam di Bulacan dan dua lainnya tewas di Batangas. Di beberapa lokasi di dua provinsi tersebut, seperti halnya di ibu kota, ketinggian banjir mencapai leher orang dewasa. Meski Saola sudah meninggalkan Filipina sepekan lalu, hujan deras terus mengguyur ibu kota dan sekitar. Karena curah hujan masih tinggi, genangan air banjir tidak kunjung surut. Banjir juga menghanyutkan rumah-rumah dan harta benda milik warga. Pemerintah Metro Manila menyebut bahwa banjir telah merendam hampir separo wilayah berpenduduk sekitar 15 juta jiwa itu. \"Jika dipersentasekan, tidak kurang 50 persen wilayah Metro Manila terendam,\" ungkap Gine Nievarez, petugas dari badan meteorologi pusat. Genangan air tinggi memaksa sedikitnya 250.000 warga mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Selama sepekan terakhir, berbagai aktivitas di Manila terhenti. Pemerintah setempat terpaksa meliburkan seluruh sekolah dan perkantoran di ibu kota. Nyaris tidak ada ruas jalan yang tidak terendam air sehingga tidak bisa dilalui kendaraan. Warga pun sibuk menyelamatkan diri. Sebagian memilih untuk mengungsi ke rumah kerabat yang bebas banjir. (AP/AFP/hep/dwi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: