Mimpi Gaib Indonesia

Mimpi Gaib Indonesia

MIMPI orang Indonesia itu apa ya? Cepat dapat uang tanpa bekerja? Cepat dapat sukses tanpa berusaha? Wkwkwk… *** Bekerja di bidang media di Indonesia itu seru. Adaaaa saja cerita atau berita yang bisa mengajak seluruh orang geleng-geleng kepala atau tepok jidat. Bukan karena kehebatan atau prestasi, melainkan karena saking “gak masuk akal”-nya kok bisa sampai terjadi seheboh itu. Yang terakhir ya soal menggandakan uang itu. Dahsyat! Reaksi pertama saya? Kok ya percayaaaaaaaa…. Entah berapa kali sudah saya tulis di kolom saya ini bahwa orang punya duit di Indonesia itu belum tentu pintar. Salah satu teman dekat saya, seorang pengusaha yang jauh lebih sabar daripada saya, malah sampai bilang kalau orang-orang yang percaya itu “sakit”, bukan sekadar “bodoh”. Kata dia, masak punya uang ratusan juta, apalagi miliaran, masih percaya dengan hal-hal gaib untuk menambah (lagi) kekayaannya. Apalagi kalau yang percaya itu sebenarnya punya pendidikan sangat tinggi dan bahkan lulusan Amerika. “Itu namanya sakit, bukan sekadar bodoh,” tandasnya. Teman saya yang lain lagi, seorang pengusaha yang sedikit lebih muda daripada saya, juga sampai tepok jidat. “Sudahlah, saya sudah merasakan sendiri, tidak mungkin bisa kaya mendadak, atau memiliki kekayaan berlipat, tanpa kerja keras dan berusaha,” ucapnya. “Justru kalau ada yang tiba-tiba kayanya mendadak, atau duitnya berlipat secara instan, itu yang harus dipertanyakan cara mendapatkannya.” Dan yang paling mengkhawatirkan kita semua untuk memandang masa depan di negeri ini: Begitu banyak pejabat atau aparat yang katanya ikut memercayakan uangnya untuk ikut digandakan secara ajaib. “Kalau pejabatnya percaya yang begitu-begitu, bagaimana negara kita ini nantinya?” tanya kita semua. Kasus penggandaan gaib ini benar-benar harus membuat kita semua introspeksi, sekaligus melihat sekeliling. Kalau kita tidak percaya, siapa ya orang dekat kita yang percaya? Kalau dia percaya yang begitu-begitu, apakah itu berarti kita bisa memercayai dia? Mau melihat lebih luas lagi? Kadang saya penasaran, siapa saja ya yang rela membayar ikut seminar-seminar “bisnis” atau “motivasi”, yang temanya agak-agak ke arah tersebut. Misalnya seminar berjudul Bagaimana Membeli Bisnis tanpa Uang dan Utang. Memang, mungkin ada logikanya, dan mungkin ada caranya yang benar-benar legal dan sehat. Tapi, saya pribadi sih tidak pernah ikut yang begituan. Dan kalau ada orang yang saya kenal ikut begituan, justru saya mempertanyakan motivasinya. Jangan-jangan dia itu tipe yang suka jalan pintas, dan itu sesuatu yang selalu membunyikan alarm di kepala saya. Saya sih hanya berpegang pada satu prinsip: If it’s too good to be true, then it is not true! Bahwa kalau sesuatu kedengarannya terlalu hebat untuk menjadi kenyataan, maka pasti ada yang tidak beres di situ.Tidak ada hal yang instan. Segalanya harus dikerjakan dan diperjuangkan. Dalam hobi pun sama. Ada teman yang malas latihan sepeda, dan berharap dengan membeli berbagai aksesori termahal bisa membantunya jadi lebih kuat. Atau yang malas latihan lari, dan berharap dengan membeli sepatu termahal bisa melaju lebih kencang. Hasilnya? Tetap saja kalah sama yang niat dan rajin latihan. Kasarnya, modal dengkul tetap bisa mengalahkan segala merek sepeda dan sepatu. Tapi bukan sekadar modal dengkul. Karena dengkulnya harus siap bersakit-sakit lantaran harus dilatih untuk menjadi kuat… Karena saya tidak percaya dengan hal instan, apakah itu berarti saya tidak percaya dengan keajaiban? Nah, ini cara berpikirnya agak beda lagi. Saya pernah menulis soal ini, bahwa saya menganut alirannya Michael Schumacher, sang legenda Formula 1. Dia selalu bilang, semakin keras kita berusaha, semakin besar peluang kita meraih keberuntungan. Atau ungkapan lainnya yang senada: The impossible we do, miracles take a bit longer. Artinya, kalau bahasa Inggris Anda pas-pasan (dan itu berarti Anda harus belajar dengan segera dan penuh niat!): Hal-hal yang tidak mungkin bisa kita kerjakan, tapi butuh sedikit lebih banyak waktu untuk menghasilkan keajaiban. Intinya semua sama lah: Harus dikerjakan dan diusahakan! Bisa tidak ya pola berpikir berusaha dan bekerja ini menjadi bagian dari kultur kita? Mendarah daging supaya selalu berusaha keras bukan sekadar berdoa dan mencari jalan pintas? Mohon maaf, sekali lagi saya harus mengacu pada negara yang peradabannya terbukti lebih maju. Di Amerika, sejak kecil pelajarnya selalu ditekankan dengan konsep bernama “American Dream”. Bahwa semua warga negara harus punya peluang yang sama dalam meraih kesuksesan dan kekayaan melalui kerja keras, tekad, kreativitas, pengorbanan, dan keberanian mengambil risiko. Penegasannya: Seseorang hanya bisa meraih American Dream lewat kerja keras. Bukan lewat mengharapkan keajaiban, kesaktian, dan hal-hal gaib yang seharusnya bikin kita semua geleng-geleng kepala dan tepok jidat! (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: