PSSI, Kandidat “Main Kotor” Didiskualifikasi

PSSI, Kandidat “Main Kotor” Didiskualifikasi

JAKARTA – Komite Pemilihan (KP) Pengurus PSSI tidak hanya diberikan kewenangan untuk melakukan penjaringan kepada calon ketua umun dan anggota Exco (Executive Committee) PSSI semata. Namun, lebih dari itu, mereka juga berwenang untuk menjaga intergritas dari perhelatan kongres tersebut. Nah, tidak mau kongres untuk memilih para pengurus baru tersebut dicederai oleh permainan kotor, KP pun mewanti-wanti para kandidat untuk tidak mempraktikkan cara-cara kotor demi meraih kemenangan dalam kongres tersebut. Apalagi, saat ini, KP mensinyalir bahwa ada sejumlah kandidat yang rencananya akan melakukan politik uang. “Kalau saja terbukti ada permainan kotor seperti itu (permainan uang, red), maka sudah pasti kami langsung akan mendiskualifikasi kandidat yang terlibat di dalamnya,” kata Budiman Dalimunte, anggota KP, kemarin (13/5). “Sistem kami sudah berjalan untuk mengendus adanya praktik-praktik kotor semacam itu,” tegasnya. Pria yang juga manajer Persija Muda itu mengatakan, saat ini salah satu cara mereka mengendus adanya praktik tersebut dengan nyiapkan sejumlah informan di tingkat voters. Itu tidak lain, karena voters adalah sasaran empuk bagi para kandidat nakal yang berambisi merebut panggung kekuasaan dengan menghalalkan segala cara. Dia menambahkan, langkah tersebut harus mereka lakukan demi menciptakan kondusivitas organisasi selama satu periode ke depan. Sebab, lanjut Budiman, bila ada kandidat yang berani menggunakan politik uang, maka sangat mungkin kandidat tersebut bisa juga menghalalkan segala cara untuk mengembalikan modalnya saat berkuasa. “Dan, kalau ada bukti kuat, para kandidat yang menggunakan cara kotor seperti ini tidak hanya didiskualifikasi, tapi bisa juga dipidanakan,” paparnya. “Apalagi kalau uang yang digunakan dalam praktik kotor itu adalah uang negara,” tandasnya. Sejumlah kandidat menyambut baik langkah tegas yang akan dilakukan oleh KP tersebut. Salah satu kandidat ketua umum, Djohar Arifin Husin bahkan mengatakan, untuk menghindari praktek kotor semacam itu, maka sembilan kandidat calon ketua umum PSSI saat ini lebih baik dipasrahkan ke Presiden Joko Widodo. “Kalau ada kandidat yang sudah direstui oleh presiden, maka dia sebaiknya yang didukung. Saya kira, delapan kandidat lain juga akan mendukung sepenuhnya,” ujarnya. “Tapi, kongres harus bersih dan berjalan secara demokratis. Ini demi masa depan sepak bola negeri kita ke depan,” tutur Djohar. (ben)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: