PDIP dan PG Dingin, PKS Sambut Baik

PDIP dan PG Dingin, PKS Sambut Baik

Survei Publica Institute Koresponden Sedikit Margin Eror Besar \"\"SUMBER – Tingginya persentase elektabilitas dan popularitas H Nurul Qomar SSos MM dalam hasil survei Publica Institute yang dipublikasikan kemarin (13/8), ditanggapi dingin oleh sejumlah fungsionaris partai  yang sama-sama akan mengusung bakal calon bupati, Partai Golkar (PG) dan PDIP. Ketua Harian DPD Partai Golkar Kabupaten Cirebon Doddy T Basuni SH mengatakan bahwa dalam survei tersebut tidak ada kejelasan dalam sistem yang gunakannya. Pasalnya, dalam pengambilan sampel penelitian harus menggunakan kaedah-kaedah ilmiah yang berlaku. “Dalam pengambilan sampel menggunakan sistem apa,” tanyanya. Doddy menekankan bahwa data yang diperoleh dari hasil survei tersebut harus dikaji dan diuji validitasnya. Kebenaran datanya. “Tapi, namanya survei itu sah-sah saja,” ucapnya. Sementara dihubungi terpisah, Wakil Ketua Bidang Dana dan Sumber Daya DPC PDIP Perjuangan Kabupaten Cirebon Aan Setiawan SSi berpendapat semakin banyak responden yang digunakan sebagai sampel dalam survei, makin kecil margin eror-nya. Begitu sebaliknya, semakin kecil jumlah respondennya maka semakin besar margin eror-nya. “Penelitian Publica Institute kan hanya pakai 400 responden, sehingga kemungkinan margin eror-nya besar,” ucapnya. Saat ini, tidak hanya Publica Institute saja yang melakukan survei sejumlah bakal calon bupati Cirebon. Ada beberapa lembaga survei yang saat ini tengah melakukan hal yang sama, seperti Komunal dan PMII. Jika dilihat dari jumlah responden, PMII menggunakan 3000 responden untuk kegiatan survei tersebut dan hasilnya menunjukkan kalau elektabilitas H Tasiya Soemadi Al Gotas SE MM tertinggi yakni sekitar 39 persen. Sedangkan, H Nurul Qomar SSos MM hanya mendapatkan 12 persen saja. “Karena respondennya cukup banyak, saya percaya hasil penelitian PMII,” ungkapnya. Pihaknya pun meyakini, kalau masyarakat Kabupaten Cirebon akan memilih H Gotas, karena beliau memiliki banyak keunggulan yakni ia adalah pribumi dan suara PDIP pun juga tinggi yakni 40 persen dari jumlah total hak pilih di Kabupaten Cirebon. “Jika tingkat elektabilitas Pak Gotas bisa sama dengan elektabilitas partai, maka kami yakin menang,” bebernya. Berbeda dengan Doddy dan Aan, Junaedi ST yang merupakan salah satu pengurus DPD PKS Kabupaten Cirebon sangat mengapresiasi hasil survei yang dilakukan oleh Publica Institute. Walaupun, hasilnya menunjukkan H Nurul Qomar SSos MM, tertinggi tingkat elektabilitas dan polpularitasnya, ini akan menjadi bahan evaluasi di tingkat internal PKS Kabupaten Cirebon. “Elang Kusnandar belum masuk 5 besar dalam survei tersebut. Tapi, kami bangga, beliau masuk 10 besar,” katanya. Saat disinggung mengenai langkah koalisi PKS dan Partai Demokrat pada Pemilukada mendatang, pihaknya akan terus melakukan pemantauan. Sebab, berdasarkan pengalaman sejumlah pemilukada di berbagai daerah, tingkat elektabilitas ini bersifat anomali. Artinya, selalu berubah-ubah setiap waktunya tergantung pencitraan yang dilakukan oleh bakal calon tersebut. “Memang elektabilitas menjadi faktor penting, tapi di PKS tidak menjadi faktor satu-satunya. Kita liat ke depan saja nanti,” pungkasnya.(jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: