Dirut Pasar yang tak Tahu Status Kawasan Teh Poci Dianggap Aneh

Dirut Pasar yang tak Tahu Status Kawasan Teh Poci Dianggap Aneh

KEJAKSAN - Respons Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Berintan, Akhyadi SE, yang tak mengetahui pengelolaah kawasan kuliner Teh Poci, membuat Komisi B DPRD terkaget-kaget.  Hal ini menjadi pertanyaan besar, sekaligus jawaban mengapa sentra kuliner itu tidak berkembang selama berpuluh-puluh tahun. “Kok bisa ya? Dulu kan Pak Akhyadi pernah menjadi dirut PD Pasar, pernah juga menjabat kabag perekonomian,” kata Anggota Komisi B DPRD, Budi Gunawan, kepada Radar, Kamis (27/10). Budi mempertanyakan komitmen Perumda Pasar Berintan dalam menggali potensi pendapatan asli daerah. Ibarat peribahasa, gajah di pelupuk mata tapi tak nampak. Hal ini pantas menggambarkan hubungan Perumda Pasar Berintan dan pengelolaan Teh Poci. Ketidaktahuan direksi Perumda Pasar Berintan juga mengundang pertanyaan Sultan Sepuh IV, PRA Arief Natadiningrat SE. Sebab, sultan mengaku  pernah mengkomunikasikan perihal revitalisasi kawasan Teh Poci ketika dirut PD Pasar masih di abat oleh Darwin Windarsyah. Komunikasi terus dibangun, karena awalnya kawasan itu masuk dalam rencana revitalisasi Keraton Kasepuhan. Tapi, entah mengapa tiba-tiba Perumda Pasar justru seolah tidak mengetahui bahwa pengelolaan kawasan ini dilakukan oleh mereka sendiri. “Komunikasi dulu pernah dengan Pak Darwin,“ kata Sultan Sepuh di CSB Mall. Sultan juga menanti respons dari dirut Perumda Pasar Berintan yang baru. Sebab, Akhyadi sendiri mengaku akan menemui sultan untuk membahas masalah ini. “Kalau memang benar, ya baguslah,” ucapnya. Di tempat terpisah, Ketua DPRD, Edi Suripno MSi mendukung penuh rencana Keraton Kasepuhan melakukan revitalisasi Teh Poci. Menurutnya, sentra kuliner ini punya nilai sejarah tersendiri untuk Kota Cirebon. “Dulu itu favorit wong Cirebon kalau mau minum teh. Dulu itu sangat terkenal,” ucapnya. Bagi Edi, revitalisasi ini nantinya tetap mengedepankan nilai-nilai tradisional seperti yang ada selama ini. Tinggal lokasinya dipoles dan dipercantik agar tidak seperti sekarang. Kemudian memiliki daya tarik agar pengunjung berdatangan. Dalam waktu dekat, Edi juga akan memanggil Perumda Pasar Berintan. Apalagi Keraton Kasepuhan mengaku tidak mendapat kontribusi apapun dari pengelolaan itu. Edi juga menyesalkan surat yang sudah dua tahun dilayangkan Keraton Kasepuhan dan sampai saat ini belum ada balasan. “Kok bisa ya, dua tahun kirim surat ke pemkot tidak pernah ada jawaban?” sesalnya. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: