Balai Desa Kanci Masih “Terkunci”

Balai Desa Kanci Masih “Terkunci”

ASTANAJAPURA - Kondisi Balai Desa Kanci masih terpasang police line, sehingga belum aktif memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kapolres Cirebon AKBP Sugeng Heriyanto mengatakan, pihaknya akan segera membuka police line, agar pelayanan masyarakat tidak terganggu. Namun, pihaknya masih menunggu konfirmasi, termasuk dari Muspika Kecamatan Astanajapura. \"Masih belum, kita menunggu konfirmasi,\" tukasnya kepada Radar. Mengenai perusakan balai desa saat demo warga, pihaknya belum menerima laporan tersebut. Kapolres juga enggan berkomentar lebih jauh. Dia berharap Muspika sudah bisa membicarakan terkait insiden itu, agar tidak mengganggu pelayanan masyarakat. Bisa saja, peralatan balai desa seperti komputer dan sebagainya, dipindahkan dulu ke tempat pelayanan sementara. \"Kalau ada persoalan hukum atas perusakan, kita lihat dulu laporannya, tapi sepanjang ini kan ada mediasi,\" jelasnya lagi. Sementara itu, warga juga sudah meminta kepolisian membuka “kunci” alias police line, agar pelayanan kepada masyarakat tidak terganggu. Setelah insiden demo, Kuwu Lilis sudah tidak lagi masuk ke balai desa. Kantor desa pun masih terpasang police line. Di lain sisi, Manajemen Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan masyarakat yang mengatasnamakan Forum Rempug Warga Terdampak PLTU telah menghasilkan kesepakatan untuk membuat tim kelompok kerja (pokja) yang menangani penggunaan dana CSR dari perusahaan yang bersangkutan. Dari hasil audiensi tersebut, akhirnya disepakati membentuk tim pokja. Tim tersebut terdiri dari dua orang perwakilan pihak PLTU, dua orang dari perwakilan masing-masing perangkat yang hadir, dua orang perwakilan warga dari masing-masing ketiga desa yang hadir tersebut, serta unsur muspika. Direktur PLTU Cirebon, Teguh Haryono menyampaikan perihal permintaan warga sekitar, pihaknya mengakui memang telah memahami cukup lama dan terus dipelajari. Dia berharap, dengan dibentuknya tim tersebut, ke depan bakal menentukan apa-apa yang harus dilakukan dalam penggunaan dana CSR dari perusahaannya. “Tapi kita sudah sampaikan juga, seluruh CSR akan kita tinjau ulang. Dan itu sudah komitmen serta sudah kita sepakati dan akan kita jalankan. Tanpa teman-teman minta pun sebenarnya kita sudah harus tinjau ulang, karena kami sekarang sudah menyerap aspirasi masyarakat. Tidak hanya dari tiga desa yang hadir,” kata Teguh usai mengikuti audiensi. Akan tetapi, termasuk juga empat desa lainnya, yakni Desa Astanamukti, Mundu Pesisir, Astanajapura, dan Pengarengan. Teguh menjelaskan fungsi dari tim itu sendiri nantinya merumuskan bentuk CSR apa saja yang bisa dilakukan. Khususnya tadi ada empat, yakni tentang subsidi listrik, pusat klinik, komunikasi yang baik, dan mengenai kemitraan. \"Kami sudah menyetujui bagaimana mengenai koperasi yang seharusnya terus bisa diadakan,” ujar Teguh. Tatang Suwandi, perwakilan Desa Kanci mengaku, sebenarnya jika dibilang dengan menggunakan rasa, masih banyak hal belum terakomodir sepenuhnya. “Akan tetapi jika kita berbicara itikad baik, saya hargai itu dan semoga saja apa yang sudah menjadi kesepakatan bersama ini, sebagai pintu awal terjadinya hubungan lebih baik antara PLTU dengan masyarakat,” katanya. Terbentuknya tim yang sudah ditandatangani kedua belah pihak itu, menurutnya, harus dikaji kembali terutama terkait komposisi. Karena hal yang dilakukan secara cepat, sehingga membutuhkan energi banyak untuk mampu menjalankan roda dari tim yang telah dibentuk tersebut. “Ya, semoga saja dengan keikhlasan teman-teman, nanti muncul suatu gagasan-gagasan ataupun perjalanan yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Saya sangat optimis ketika PLTU membuka ruang yang lebih luas bagi kami, dan mempunyai semangat untuk bisa memberikan manfaat kepada masyarakat banyak,\" tuntasnya. (jml)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: