Selesai Ramadan kembali ke Tempat Persembunyian

Selesai Ramadan kembali ke Tempat Persembunyian

SOPIAN (40), adalah salah satu cerita dari lika-likunya menjadi TKI di Arab Saudi. Lima tahun lalu ia memutuskan pergi dari kampung halamannya, Sukabumi, Jawa Barat untuk menjadi TKI. Pertama bekerja di Arab Saudi, Sopian diterima sebagai penjaga hotel di Kota Makkah. Hotel tempatnya bekerja selalu ramai dengan tamu, terlebih saat musim haji atau bulan Ramadan. Sayanganya, kata Sopian, si pemilik hotel termasuk orang yang pelit dan rewel. Hanya bertahan satu setengah tahun, hingga akhirnya dia pergi meninggalkan tempat kerjanya, sebelum habis masa kontrak. Paspor ditahan majikan, Sopian pun \"resmi\" menjadi tenaga kerja ilegal. Disebut ilegal karena tidak lagi memegang paspor dan izin tinggal sementara di Arab Saudi. Pengalaman seperti Sopian, dari tenaga kerja legal menjadi ilegal sangat lumrah terjadi di Arab Saudi. Penyebabnya, bukan hanya karena majikan yang pelit dan rewel, ada juga karena TKI mendapatkan perlakuan kasar dan tidak senonoh dari sang majikan. Akhirnya, menjadi TKI ilegal sebuah pilihan. Menjadi tenaga kerja ilegal di Arab Saudi mujur-mujuran. Bila tidak tertangkap oleh polisi Arab Saudi, akan bisa terus bekerja mengumpulkan Real. Jika tertangkap, ya dipulangkan, setelah menjalani penjara terlebih dahulu di imigrasi. Bisa juga, kata Sopian, membayar ke polisi tersebut untuk dibebaskan lagi. Bila Ramadan dan musim haji tiba, Sopian bekerja sebagai tukang masak di pondokan jamaah haji Indonesia. Saat itu polisi juga tidak beroperasi, mungkin karena banyaknya orang yang datang ke Kota Makkah, polisi sulit membedakan mana jamaah umrah atau haji, mana TKI ilegal. Setelah Lebaran, ketika jamaah umrah sepi, Sopian kembali ke tempat kontrakannya untuk bersembunyi. \"Saya di rumah terus, paling-paling kalau Jumatan saya keluar ke masjid,\" katanya. Selama mengunci diri di tempat persembunyian itu, Sopian memiliki trik. Misalnya, ia sudah menyimpan nomor HP beberapa pemilik toko di sekitar kontrakannya untuk memesan kebutuhannya. Nanti barang yang dipesan diantar oleh penjaga toko ke rumah kontrakannya. \"Tapi kalau rokok sudah beli dulu 10 dus besar, buat persiapan beberapa minggu,\" ujar Sopian. Bagaimana kalau mau pulang ke Indonesia? Sopian menceritakan ketika saudara-saudaranya yang juga menjadi TKI ilegal ingin pulang kampung. Biasanya, si TKI yang ingin pulang tersebut telepon polisi untuk pura-pura ditangkap di tempat yang sudah disepakati. Setengah jam kemudian si polisi sampai ke tempat tersebut dan \"menangkap\" TKI. Satu orang TKI membayar 1.000 Real kepada polisi tersebut agar bjsa ditangkap. \"Polisi itu yang akan mengantarkan ke imigrasi, lalu dipenjara kurang lebih satu bulan, lalu dipulangkan,\" katanya. Kenapa harus bayar? Karena banyak juga TKI yang sudah bosan bekerja di Arab Saudi ingin pulang kampung secara gratis, dengan cara menyerahkan diri ke polisi. Biasanya, yang seperti ini malah tidak ditanggapi oleh polisi. \"Jadi, polisinya juga pintar-pintar, mana yang ada uangnya, itu yang diproses,\" pungkasnya. (*)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: