Diduga DBD, Warga Leuwimunding Meninggal

Diduga DBD, Warga Leuwimunding Meninggal

LEUWIMUNDING – Pemerintah Desa Karang Asem Kecamatan Leuwimunding melakukan pengasapan (fogging) di beberapa titik. Kepala Desa Karang Asem, Arif Gunawan menyebutkan pengasapan yang dilakukan di Dusun Kawungsari RT 02 RW 04 dilakukan setelah ada warga yang meninggal dan diduga akibat DBD. “Kejadiannya sekitar sepuluh hari yang lalu. Yang meniggal anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar kelas VI. Awalnya adiknya lalu kemudian kakaknya. Sehingga secara swadaya kami langsung tanggap melakukan fogging,” jelasnya, Minggu (13/11). Pihaknya bekerja sama dengan Puskesmas Leuwimunding untuk penyediaan abate. Kegiatan tersebut juga sebagai antisipasi agar DBD tidak kembali menyerang warganya. Pihaknya menginginkan masyarakat terhindar dari serangan nyamuk Aedes aegypti tersebut. Sementara Kepala UPTD Puskesmas Leuwimunding, Zaenal Arifin SKM MKM menjelaskan fogging di wilayah Leuwimunding khususnya desa Karangasem dilakukan sejak Sabtu (12/11) hingga Minggu (13/11). Namun pihaknya belum memastikan jika di wilayah itu ada pasien meninggal dunia karena DBD, mengingat tidak ada kepastian secara tertulis yang diterimanya dari pihak rumah sakit yang merawat pasien. “Informasinya sih belum sempat dirawat. Jadi kami belum pastikan bahwa itu meninggal karena DBD. Memang di wilayah Leuwimunding khususnya di Desa Karangasem ada warga yang terjangkit DBD,” paparnya. Disebutkan Zaenal, pihak Puskesmas bisa memberikan pernyataan setelah menerima laporan secara tertulis dari pihak rumah sakit ketika merawat pasien DBD. Pihaknya menyebutkan ada tiga desa di Leuwimunding yang rentan kasus DBD yakni Desa Karangasem, Desa Parakan, dan Desa Leuwimunding. Kondisi cuaca, lingkungan, dan perilaku masyarakat yang masih mengabaikan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi faktor kasus DBD muncul. Sehingga dengan daya dukung habitatnya yang memadai untuk perkembangbiakan nyamuk yang menjadi penular virus dengue, selama itu pula kasus DBD akan selalu ada di lingkungan masyarakat. “Selain itu, dengan karakteristik khasnya penyebaran penyakit ini menonjol di wilayah endemis yang sebagian besar berada di dataran rendah seperti kecamatan Leuwimunding,” pungkasnya. (ono)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: