212, Presiden Belum Tahu Mau Kemana

212, Presiden Belum Tahu Mau Kemana

JAKARTA- Presiden Jokowi tidak memberi isyarat apapun mengenai keberadaannya saat hari H pelaksanaan aksi 212 besok. “Belum tahu,” jawab Jokowi kemarin saat ditanya mengenai agendanya di hari H. Kemarin, Jokowi bertemu dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan di Istana Merdeka. Yang jelas, dia meyakini aksi besok benar-benar damai dan penuh dengan kesejukan. Dia menuturkan, yang akan terlaksana besok adalah doa bersama untuk kedamaian, kesejahteraan, kemakmuran, dan persatuan bangsa. “Saya memercayai komitmen yang telah dibuat,” lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Dia juga meminta masyarakat agar tak mengkhawatirkan isu seperti perpecahan hingga makar. Termasuk juga tidak bereaksi berlebihan ketika kata-kata seperti NKRI, persatuan, terus digaungkan. “Ini untuk mengingatkan kita semuanya, betapa kita ini beragam dan majemuk,” tutur Jokowi. Sedangkan melalui isu makar bisa diambil hikmah bahwa konstitusi Indonesia sudah tegas mengatur mengenai pemerintahan. Mulai dari pemilihan kepala daerah hingga Presiden dan Wakil Presiden. Termasuk di dalamnya pemilihn anggota legislatif dan Dewan Perwakilan Daerah. Seluruhnya sudah melalui proses yang panjang. Dia meyakinkan tidak bakal ada arah menuju perpecahan, apalagi sampai terjadi makar. Sehingga, masyarakat tak perlu khawatir atas hal itu. “Masyarakat bekerja sebagaimana biasanya saja,” tambah Presiden 55 tahun itu. Sementara itu muncul kabar bahwa khatib dalam Salat Jumat 2/12 di komplek Monas adalah Ketua Umum MUI Ma\'ruf Amin. Namun sampai kemarin belum ada kepastian resminya. Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa\'adi mengatakan, Salat Jumat dan seluruh kegiatan di Monas itu tidak terkait dengan kelembagaan MUI. “Masyarakat jangan salah paham. Saya juga tidak tahu apakai Kiai Ma\'ruf nanti jadi khatib Salat Jumatnya,” katanya kemarin. Lebih lanjut Zainut menjelaskan gagasan Ma\'ruf Amin untuk melakukan rujuk nasional. “Rujuk berasal dari bahasa Arab, ruju\'. Yang artinya kembali,” terangnya. Jadi, sambung dia, rujuk nasional itu semata-mata dilandasi keprihatinan mendalam atas kehidupan kebangsaan saat ini. Zainut mengatakan kehidupan kebangsaan saat ini kian jauh dari semangat cita-cita para pendiri bangsa. Kemudian juga jauh dari nilai-nilai dasar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Menurut Zainut saat ini telah terjadi disabilitas yang mengarah pada keretakan nasional. Supaya retakan itu tidak semakin menganga, Ma\'ruf menggagas adanya rujuk nasional. Sudahi suasana saling curiga antara elemen bangsa. Wujud kongrit dari rujuk nasional itu adalah rencana MUI menggelar dialog nasional. Di forum dialog nasional yang diikuti oleh semua elemen bangsa, bertujuan untuk mengingatkan kembali nilai-nila dasar kebangsaan. Supaya nilai tersebut tidak hanya diucapkan saja. Namun harus dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari- hari. AJAK INGAT PERJUANGAN PAHLAWAN Jutaan rakyat Indonesia dari berbagai elemen bangsa bersama-sama dengan prajurit TNI-Polri di seluruh wilayah Indonesia, secara serentak mengikuti Aksi Nusantara Bersatu. Kegiatan tersebut digelar dengan melakukan doa bersama demi persatuan dan kesatuan bangsa yang berlandaskan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, turut serta mengikuti acara Nusantara Bersatu dengan tema Nusantara Bersatu, Indonesia Milikku, Indonesia Milikmu, Indonesia Milik Kita Bersama, Bhinneka Tunggal Ika, di Lapangan Silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat (Jakpus), kemarin (30/11). Selain keduanya, turut hadir pada acara tersebut, di antaranya Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa, Pangdam Jaya Mayjen Teddy Laksmana, Kapolda Metro Jaya Irjen M. Irawan, Plt Gubernur DKI Jakarta Soni Sumarsono, Pimpinan Majelis Rasulullah SAW Jakarta Habib Nabil, Yeni Wahid, dan para tokoh lintas agama. Aksi Nusantara Bersatu dimulai pada pukul 08.00 pagi secara serentak di seluruh Indonesia, yang dilaksanakan di lapangan terbuka dengan memakai ikat kepala Merah Putih. Acara yang digagas oleh Panglima TNI itu diisi dengan berbagai kegiatan, di antaranya tarian khas sejumlah daerah, pembacaan puisi, marching band, pawai kendaraan, orasi kebangsaan, dan ditutup dengan doa bersama. Tidak hanya itu, kegiatan tersebut juga menyuguhkan penampilan band Slank yang membawakan lagu tentang semangat kebangsaan dan nasionalisme. Seluruh rangkaian acara berjalan dengan aman, tertib, dan lancar hingga berakhir sekitar pukul 11.00 WIB. Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai penggagas kegiatan Nusantara Bersatu mengatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat besar dan dalam tubuh rakyat Indonesia mengalir jiwa patriot dan kesatria. “Indonesia adalah bangsa yang besar dan paling makmur, itu karena anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT,” ucap Gatot di lokasi acara yang digagasnya, kemarin. Dalam kesempatan tersebut Gatot mengajak masyarakat Indonesia untuk berjuang bersama-sama mengisi kemerdekaan Indonesia. “Jangan biarkan Ibu Pertiwi menangis namun buatlah Ibu Pertiwi tersenyum, agar kita semua bahagia dan bisa bersatu untuk meraih mimpi menjadikan bangsa Indonesia yang besar,” ucapnya. Lebih lanjut jenderal usia 56 tahun menyatakan bahwa tidak ada negara satupun di dunia yang di setiap kotanya mempunyai Taman Makam Pahlawan (TMP), kecuali di Indonesia. “Saya sarankan kepada seluruh anak bangsa untuk ziarah ke Taman Makam Pahlawan, bercerminlah kepada jasa para pahlawan yang tidak menuntut apa-apa tetapi mereka berbuat untuk kita semua,” imbuhnya. Senada dengan Gatot, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh TNI tersebut. karenanya, Polri juga ikut ambil bagian dalam pelaksanaannya, seperti mengerahkan sejumlah personil untuk ikut meramaikan acara. Dia juga menyatakan, kegiatan kemarin sekaligus sebagai pengingat kepada masyarakat bahwa perbedaan di antara anak bangsa bukan menjadi sumber konflik. “Justru perbedaan menjadi kekuatan,” tambahnya. Sementara Plt Gubernur DKI Jakarta Sony Sumarsono dalam orasinya di panggung acara mengajak masyarakat agar tidak gampang terhasut oleh berita provokasi yang bertebaran di media sosial. Berita tersebut, lanjutnya, belum tentu benar. Karenanya dia mencetuskan gerakan menghapus berita hoax. “Jangan malah disebarluaskan,” tegas Sony. (tyo/wan/byu/dod/JPG)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: