Pindah karena Diintimidasi

Pindah karena Diintimidasi

Masih Persoalkan Pasar Darurat, Pemkab Sudah Siapkan Area Parkir WERU- Persoalan renovasi Pasar Pasalaran sekaligus relokasi para pedagang ke pasar darurat, rupanya belum tuntas. Para pedagang mengaku terpaksa pindah ke pasar darurat karena diintimidasi. \"Ada orang menelepon pedagang. Dia bilang pasar akan diurak-urak jika tidak pindah. Setelah dapat kabar tersebut, pedagang panik,\" ujar Ketua Lembaga Masyarakat Pasar (LMP) Us Us Ruchyat, kemarin. Us Us meminta kepada para pedagang dan pengurus Ikatan Pedagang Pasar Pasalaran Weru (IP3W) tetap berhati-hati dan tidak memanaskan situasi. \"Walaupun ini ada orang yang mengintimidasi, kami menghimbau jangan menanggapi serius. Kami pun tidak menghalang-halangi pedagang untuk pindak ke pasar darurat,\" tuturnya diamini pedagang lainnya H Takbir, H Sofa dan H Tam Rona. Us Us menambahkan, pedagang yang akan pindah ke pasar darurat adalah mereka yang berjualan lemprakan atau yang tidak memili kios dan los. Yang mengejutkan, lanjut Us Us, pedagang yang ikut-ikutan pindah ke pasar darurat karena terprovokasi oleh oknum dari keluarga PNS yang ada dilingkungan Disperindag Kabupaten Cirebon. \"Ada oknum keluarga PNS dan pensiunan PNS yang juga memprovokasi agar pedagang mau pindah,\" katanya. Us Us juga masih mempersoalkan pasar darurat. Menurut dia, kondisi pasar darurat sangat memprihatinkan. Jika hujan dan angina besar, dia yakin bangunan akan rusak. Sementara itu, sejumlah pejabat Pemkab Cirebon kembali memantau pasar darurat, kemarin. Mereka antara lain Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan Drs R Benny Sugriarsa, Staf Ahli Bupati Bidang Hukum Drs H Harry Safari M MM, Kadisperindag Drs Haki berserta jajarannya, Camat Weru Drs Iman Santoso MSi, Kapolsek Weru Kompol Suyono dan Danramil Weru Kapten Jumatsyah. Selain melakukan kunjungan lapangan, mereka juga melakukan rapat di bawah sebuah tenda membahas penempatan lokasi parkir untuk kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Sejumlah pertimbangan diajukan untuk penentuan lokasi parkir, kemudian mengerucut dan sepakat bahwa parkir kendaraan roda dua ditempatkan di jalan masuk menuju Terminal Weru. “Nanti yang mengelola adalah pemuda setempat dan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan, kemudian muspika membantu melakukan pengawasan,” ujar Haki. Haki pun menegaskan bahwa Pemkab Cirebon tidak pernah dan tidak akan melakukan pungutan sejumlah uang kepada para pedagang terkait relokasi ke pasar darurat sampai para pegadang kembali ke tempat semula pascarenovasi. “Jika memang ada oknum yang melakukan pungutan, bukan tanggungjawab kami dan silakan dilaporkan kepada aparat terkait,” tegasnya. Saat disinggung apakah pasar darurat layak ditempati, Haki tidak memberikan jawaban pasti. Namun dia mengatakan bahwa pembangunan pasar darurat sudah sesuai dengan perencanaan dan pembenahan akan terus dilakukan seperti pengerasan tanah di lokasi pasar serta drainase air  karena akan menghadapi musim hujan. “Anggaran yang disediakan sebesar Rp750 juta. Namanya juga darurat, ya seperti ini kondisinya. Kan tidak lama, cuma empat bulan,”  kilahnya. (via/jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: