17,4 Hektar Hutan Ciremai Terbakar

17,4 Hektar Hutan Ciremai Terbakar

KUNINGAN- Badan Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Kuningan mencatat, sekitar 17,4 hektar hutan terbakar selama musim kemarau. Jumlah tersebut terjadi dari sebelas kali kebakaran. Kepala BTNGC Kabupaten Kuningan, Dulhadi melalui Kepala Satuan Polisi Hutan, Mufrizal MH membeberkan, kejadian kebakaran hutan Gunung Ciremai mulai terjadi 18 Juli 2012 di Blok Cirendang, Desa Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan. Luas areal yang terbakar kurang lebih satu hektare. “Itu pun hanya menghanguskan alang-alang dan semak belukar, karena medannya memang terjal berbatu dan kering,” ujar dia, kepada Radar. Kebakaran paling parah, ungkap dia, terjadi di Blok Cirendang, 4 Agustus 2012 yang menghanguskan 5,74 hektare. Selain menghanguskan semak belukar dan alang-alang, sejumlah vegetasi hutang Ciremai juga ikut terbakar seperti, pohon pinus, eucaliptus, mahoni, salam, peutag dan suren. Dari 11 kali kejadian kebakaran hutan tersebut, sembilan di antaranya terjadi di kawasan TNGC Kuningan. Sedangkan sisanya masuk Kabupaten Majalengka. Ia mengaku kesulitan untuk menghitung kerugian akibat kebakaran tersebut. Sebab, kebakaran hutan tidak bisa dinilai secara material. Tapi harus dihitung secara ekonomis konservasi. Salah satunya dengan cara menghitung jumlah oksigen yang dihasilkan setiap pohon yang terbakar. “Untuk itu, saya ingin masyarakat di kawasan Gunung Ciremai menjaga kelestarian hutan secara bersama-sama. Tentu juga menjaga agar tidak terbakar,” katanya Ditanya mengenai penyebab, menurut Mufrizal, sebagian besar diakibatkan oleh faktor kelalaian manusia. Seperti membuang puntung rokok sembarangan, tidak memadamkan api unggun hingga tuntas dan membakar sampah. “Karakteristik hutan Gunung Ciremai itu basah. Jadi sangat tidak mungkin apabila terjadi kebakaran akibat faktor alam,” jelasnya. Mufrizal memuji keberadaan MPA (masyarakat peduli api). MPA membantu sekali mengatasi kebakaran hutan. Terbukti, rata-rata kebakaran hutan di sebuah titik dalam 11 kali kebakaran, hanya menghabiskan lahan kurang lebih satu hektare saja, dengan proses pemadaman berlangsung sekitar satu jam. \"Warga sekitar hutan Gunung Ciremai begitu tanggap ketika kebakaran terjadi. Di Desa Padabeunghar, ketika terjadi kebakaran hutan, warga langsung mengumukannya melalui pengeras suara masjid,” tuturnya. Mengenai musim kemarau yang hingga kini masih berlangsung, pihaknya menyiagakan 150 personel MPA di 11 resor BTNGC. Mereka dibantu aparat desa terdekat serta masyarakat untuk memantau kondisi hutan Gunung Ciremai. “Mereka dibekali peralatan dan cara-cara untuk penanganan kebakaran agar tidak sampai menyebar lebih luas,” pungkasnya. (tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: